5 Tradisi Unik Peryaan Natal di Nusantara

Bagikan

5 Tradisi Unik Peryaan Natal di Nusantara
Foto: Istimewa

Jakarta (24/12/2021): Setiap tanggal 25 Desember diperingati Hari Raya Natal. Seluruh umat kristiani di dunia menyambut Hari Natal dengan penuh suka cita dan gembira, tak kecuali di Indonesia. Umumnya, setiap Hari Raya Natal, umat kristiani akan menghadiri ibadah Natal di gereja dan berkumpul dengan keluarga untuk makan bersama, serta berbagi hadiah atau kado Natal.

Namun, jarang yang tahu kalau setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi Natal yang unik dan beragam. Ya, Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Dari Sabang sampai Merauke, memiliki tradisi Natal yang berbeda-beda. Berikut lima tradisi unik perayaan Natal yang ada di Nusantara:

  1. Marbinda di Sumatera Utara

Untuk orang Sumatera Utara mungkin sudah tidak asing lagi dengan tradisi Marbinda. Tradisi unik yang dilakukan beberapa komunitas Batak di Sumatera Utara saat Hari Raya Natal ini hampir mirip dengan Idul Adha, yakni mengurbankan sejumlah hewan kurban.

5 Tradisi Unik Peryaan Natal di Nusantara
Tradisi Marbinda, Foto: Istimewa

Hewan yang dijadikan kurban pada tradisi Marbinda ini adalah hasil patungan selama berbulan-bulan sebelum Natal tiba. Apabila jumlah peserta patungan cukup banyak, artinya hewan yang disembelih harus besar, seperti kerbau atau lembu. Namun, jika jumlah peserta patungan hanya sedikit, tradisi Marbinda masih bisa tetap dilakukan dengan menyembeli babi.

Daging kurban hasil sembelih tersebut kemudian dibagikan secara merata kepada setiap peserta patungan yang telah berpartisipasi. Tradisi Marbinda dilakukan sebagai cara untuk bersilaturahmi dan menjaga rasa solidaritas.

Apabila uang hasil patungan saat membeli hewan kurban masih tersisa, uang tersebut akan digunakan untuk makan bersama.

  1. Penjor di Bali

Bali tidak hanya terkenal dengan wisata alamnya saja yang indah. Tetapi, Bali juga menyajikan perayaan Natal yang begitu hangat dan unik. Perayaan Natal di Bali sebenarnya hampir sama dengan perayaan Galungan bagi umat Hindu.

5 Tradisi Unik Peryaan Natal di Nusantara
Tradisi Penjor, Foto: Istimewa

Melengkapi tradisi selama Natal, setiap gereja di Bali juga dihiasi dengan berbagai bambu dan janur-janur yang indah. Inilah yang disebut Penjor.

Untuk diketahui, Penjor adalah hiasan janur pada batang bambu yang melengkapi kelengkapan agama dan upacara adat masyarakat di Bali.

Tradisi dan adat di Bali yang kental pun membuat para umat kristiani memakai baju tradisional seperti kebaya, selendang hingga kain kamen berwarna hitam atau putih saat perayaan Natal tiba.

  1. Barapen di Papua
Baca Juga :  Kenapa Lebaran Identik Dengan Baju Baru? Begini Penjelasannya!

Barapen merupakan tradisi bakar batu di Papua. Batu yang akan dibakar dengan api tidak menggunakan korek api untuk menyalakannya, melainkan dengan menggesekkan kayu sampai menghasilkan panas.

5 Tradisi Unik Peryaan Natal di Nusantara
Tradisi Barapen, Foto: Istimewa

Ketika sedang menunggu apa menyala, akan ada pembagian tugas. Para perempuan akan diminta untuk menyiapkan daun-daunan seperti singkong, bayam, papaya hingga pakis. Sedangkan para laki-laki akan membuat lubang untuk memasukkan batu panas yang sudah membara.

Batu yang sudah terbakar ini nantinya akan dijadikan sebagai tempat untuk memasak sayuran dan daging babi. Acara makan-makan pada tradisi ini seolah dijadikan sebagai pesta lahirnya Yesus Kristus.

  1. Sirine dan Suara Lonceng di Ambon

Tradisi unik lainnya saat memperingati Hari Raya Natal ada di Ambon.

Dalam memperingati Hari Raya Natal, sirine dan lonceng di gereja-gereja di Ambon akan dinyalakan secara bersamaan. Tradisi ini dirayakan serempak oleh masyarakat Ambon untuk menyambut kelahiran Yesus Kristrus.

Tak hanya itu saja, warga Ambon juga memiliki tradisi Sinterklas yang akan mengunjungi setiap rumah. Begitulah cara masyarakat Ambon dalam meperingati Hari Raya Natal.

  1. Meriam Bambu di Flores
5 Tradisi Unik Peryaan Natal di Nusantara
Tradisi Meriam Bambu, Foto: Istimewa

Flores memiliki tradisi unik saat merayakan Natal, yaitu meriam bambu menjadi tradisi yang dilakukan anak-anak setiap kali Natal tiba.

Untuk membuat meriam bambu, bahan-bahan yang dibutuhkan adalah abu dapur dan minyak tanah dimasukkan ke dalam bambu yang sudah dipahat dengan sangat rapi. Kemudian cara memainkannya yaitu api akan dimasukkan ke dalam lubang kecil di sisi bagian bambu.

Dentuman meriam bambu akan terdengar di Flores pada saat Natal dan menambah kemeriahan perayaan Natal di Flores.

Sedangkan pada budaya Manggarai, Flores, meriam bambu sebenarnya digunakan sebagai tanda bahwa ada orang yang meninggal dunia. Namun, belakangan ini meriam bambu juga dibunyikan pada masa adven, Natal hingga perayaan Tahun Baru.

Tradisi meriam bambu seolah menjadi kebiasaan untuk memeriahkan Natal sebagai ungkapan rasa kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait