Angkutan Laut Perintis Masuk Pelabuhan Depapre Merangkai Konektivitas dan Tekan Disparitas Harga Lintas Kabupaten Sinergi Tol Laut

Bagikan

Angkutan Laut Perintis Masuk Pelabuhan Depapre Merangkai Konektivitas dan Tekan Disparitas Harga Lintas Kabupaten Sinergi Tol Laut

Jayapura (6/12/2021): Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Kantor Kesyahbandraan dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Jayapura terus melakukan berbagai upaya untuk wewujudkan konektivitas wilayah 3TP di Papua dan menurunkan disparitas harga dengan salah satu elemen pendukung Tol Laut yaitu Angkutan Laut Perintis.

Hal ini ditandai dengan berhasilnya salah satu armada KM. Sabuk Nusantara 100 yang melayani salah satu tambahan pelabuhan singgah, yaitu Pelabuhan Depapre di Kabupaten Jayapura, Papua, pada Sabtu (4/12/2021).

Pelabuhan Depapre merupakan salah satu pelabuhan di Papua yang memiliki akses menuju beberapa daerah di pegunungan. Hal ini dikarenakan beberapa daerah hinterland dapat ditempuh melalui jalur darat, termasuk jalur udara.

Angkutan Laut Perintis Masuk Pelabuhan Depapre Merangkai Konektivitas dan Tekan Disparitas Harga Lintas Kabupaten Sinergi Tol Laut

Kepala KSOP Jayapura Capt. Roni Fahma mengatakan, bahwa Angkutan Laut Perintis ini bertujuan untuk merangkai konektivitas sampai wilayah 3TP dan menekan disparitas harga di wilayah tersebut yang dapat diakselerasikan dengan angkutan multimoda.

“Dengan angkutan multimoda, penumpang dan barang yang diangkut oleh kapal perintis selanjutnya dapat dilanjutkan dengan moda transportasi lain guna menjangkau wilayah pesisir dan pegunungan Papua,” katanya.

Hadir dalam Lauching Perdana KM. Sabuk Nusantara 100 Wakil Bupati Jayapura beserta Pimpinan SKPD/OPD teknis, Pimpinan DPRD Kabupaten Jayapura, Kepala Cabang PT. Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Jayapura, Akademisi dan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Laus Rumayom, Tokoh Agama Pdt. Diben Elabi, Tokoh Adat Eliezer Tronggotouw, serta Pengurus TKBM Sinar Pauw.

Angkutan Laut Perintis Masuk Pelabuhan Depapre Merangkai Konektivitas dan Tekan Disparitas Harga Lintas Kabupaten Sinergi Tol Laut

Sementara itu, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw dalam sambutannya yang diwakilkan oleh Wakil Bupati Jayapura Giri Wijayantoro mengatakan, bahwa pelaksanaan program Tol Laut dilanjutkan dengan penyelenggaraan Angkutan Laut Perintis merupakan dukungan distribusi logistik dan juga sebagai upaya menurunkan disparitas harga antara wilayah barat dan timur.

Baca Juga :  Masih Terisolir, Ternyata Kabupaten Nduga Punya Banyak Tempat Wisata

“Program ini merupakan perpaduan antara tol laut, di mana penumpang dan barang-barang berupa bahan pokok dan logistik dibawa dari beberapa wilayah terpencil, tertinggal dan pesisir dengan menggunakan kapal untuk dikirim ke Kabupaten Jayapura dan sekitarnya,” ujarnya.

 

Dalam kesempatan yang sama, Tokoh Agama Diben Elabi menyampaikan,  bahwa dengan hadirnya angkutan perintis bahkan kolaborasi multimoda ini tentu menjadi harapan baru bagi masyarakat di beberapa daerah pegunungan untuk bisa mendapatkan harga kebutuhan bahan pokok lebih murah. Mengingat, angkutan multimoda tol laut, darat dan jembatan udara merupakan subsidi dari Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan untuk di wilayah 3TP (tertinggal, terluar, terdepan dan perbatasan).

Angkutan Laut Perintis Masuk Pelabuhan Depapre Merangkai Konektivitas dan Tekan Disparitas Harga Lintas Kabupaten Sinergi Tol Laut

Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Pelabuhan KSOP Jayapura, Willem Thobias Fofid menambahkan, bahwa sebelumnya penyelenggaraan layanan kewajiban publik di Pelabuhan Depapre selain angkutan barang di laut dengan KM. Logistik Nusatara 2, saat ini telah hadir layanan angkutan perintis dengan menyinggahi beberapa pelabuhan perintis seperti Teba, Sarmi, Poom, Bagusa Trimuris dan lainnya.

“Dengan hadirnya angkutan perintis dan multimoda diharapkan bahan pokok dan logistik yang dibawa melalui tol laut menjadi lebih terarah karena dengan adanya sinergitas dengan angkutan perintis darat dan jembatan udara, barang-barang tersebut langsung didistribusikan ke masyarakat dengan harapan harga barang-barang tersebut menjadi lebih murah dibandingkan sebelumnya,” jelasnya.

Konektivitas multimoda merupakan terobosan Presiden Jokowi untuk mewujudkan keadilan pembangunan melalui indikator harga barang kebutuhan nasional di wilayah pegunungan tengah Papua tanpa memandang permasalahan jarak dan akses sesuai dengan karakteristik wilayah. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait