Desa Tumbak: Destinasi Wisata Bahari Tersembunyi di Sulawesi Utara

Bagikan

Desa Tumbak: Destinasi Wisata Bahari Tersembunyi di Sulawesi Utara

Jakarta (13/9/2024): Sulawesi Utara merupakan salah satu kawasan di Nusantara yang menyimpan berjuta eksotika tempat wisata bahari, bahkan di antaranya masih tersembunyi dan belum banyak dijamah orang. Desa Tumbak salah satunya, desa yang berada di bagian tenggara Sulawesi Utara ini menyimpan suatu keunikan, yakni masyarakatnya yang memegang teguh tradisi kelautan dan lekat dengan kebudayaan maritim.

Menuju Desa Tumbak dari pusat Kota Manado menempuh jarak sekitar 90 km atau menghabiskan waktu sekitar 3 jam perjalanan darat. Setelah melalui Jalan Kawangkoan – Tomohon, perjalanan diteruskan melalui Jalan Wioli. Mendekati lokasi Desa Tumbak, akses jalan semakin sempit dan sulit. Pengunjung harus menembus hutan dengan jalan yang berkelok dan rusak.

Rasa lelah di perjalanan seperti hilang begitu saja saat tiba di desa ini. Senyuman hangat masyarakat setempat menyambut ketika sampai di Desa Tumbak, beberapa orang langsung menghampiri dengan menjajakan hasil laut yang masih sangat segar. Desa Tumbak memiliki luas tidak lebih dari 2 hektar dan dihuni oleh sekitar 400-an kepala keluarga. Uniknya, masyarakat Desa Tumbak kebanyakan berasal dari Jawa, Bali, dan Bugis yang sebagian besar menganut agama Islam, berbeda dengan masyarakat Sulawesi Utara yang pada umumnya menganut agama Kristiani.

Dikutip dari laman Indonesiakaya.com, nama Tumbak sendiri merupakan akronim dari Tumbuhan Bakau. Pemberian nama tersebut bukan tanpa alasan, mengingat desa ini mempunyai lahan tumbuhan bakau yang luasnya mencapai hingga 1 hektar. Masyarakat Desa Tumbak sangat lekat hubungannya dengan kebudayaan maritim, hal ini terlihat dari sebagain besar penduduk desa yang berprofesi sebagai nelayan.

Setiap sore, masyarakat Desa Tumbak yang umumnya pria dewasa terlihat sibuk di dermaga, mempersiapkan segala sesuatunya untuk kegiatan mencari ikan. Laut desa ini yang menghadap selatan merupakan karunia yang lain, karena dengan begitu hasil tangkapan ikan para nelayan akan semakin melimpah. Apalagi Desa Tumbak dikelilingi oleh pulau-pulau kecil nan indah, dan selalu terdapat spot snorkeling yang tidak kalah indah dari Pulau Bunaken.

Baca Juga :  Pembangunan Bendungan Lolak di Bolaang Mongondow untuk Masa Depan Pengelolaan Air dan Energi Indonesia

Selain menangkap ikan di laut, masyarakat Desa Tumbak juga kerap memancing di rawa yang dikelilingi tumbuhan bakau. Dengan menggunakan sampan kecil, masyarakat sudah terbiasa menyusuri rawa bakau yang airnya langsung bermuara ke laut. Luasnya lahan bakau yang dimiliki Desa Tumbak, menggerakkan masyarakat untuk menjadikannya wilayah konservasi, sehingga terus dijaga dan dilestarikan demi keberlangsungan desa ini di masa depan.

Dilengkapi dengan akses jalan perkampungan yang bagus, selain juga terdapat fasilitas sekolah dan puskesmas, Desa Tumbak terus berkembang tanpa meninggalkan corak hidup kemaritiman. Meski demikian, dibutuhkan perhatian dari pemerintah untuk membangun desa ini, mengingat destinasi seperti Desa Tumbak memiliki potensi besar sebagai wilayah pariwisata bahari yang baru di Sulawesi Utara. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait