6 Warisan Budaya Tak Benda Kabupaten Pangandaran

Bagikan

6 Warisan Budaya Tak Benda Kabupaten Pangandaran
Sumber Foto: Istimewa

Jakarta (28/8/2023): Selain memiliki pemandangan pantai dan alam yang indah, Kabupaten Pangandaran juga memiliki daya tarik tersendiri pada budayanya.

Berdasarkan catatan yang dikutip dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran, terdapat 22 warisan budaya tak benda di Kabupaten Pangandaran yang masih lestari hingga saat ini.

Berikut ini adalah enam dari 22 warisan budaya tak benda di Kabupaten Pangandaran yang dirangkum oleh tim Nusantara Info.

  1. Ronggeng Gunung

Ronggeng Gunung merupakan salah satu kesenian khas Kabupaten Pangandaran yang masih eksis hingga saat ini.

Ronggeng Gunung yaitu jenis kesenian berupa tarian yang diiringi gamelan yakni boning, kendang, dan goong. Dalam pertunjukan kesenian ini menampilkan juru ibing yang merangkap juru kawih melakukan tarian di tengah-tengah penari (5 sampai 10 orang).

Pertunjukan Ronggeng Gunung biasanya dilakukan untuk menghibur masyarakat pada saat bercocok tanam padi atau mengangkut padi dari ladang ke rumah.

  1. Kitab Kacijulangan

Kitab Kacijulangan ditulis dalam huruf Arab Pagon berbahasa Jawa. Kitab ini terdiri dari 23 halaman.

Secara umum, kitab ini berisi tentang sejarah masyarakat sekitar daerah Cijulang. Sejarah yang terkandung dikategorikan ke dalam sejarah gede (sejarah besar), sejarah leutik (sejarah kecil), dan sejarah kenabian.

  1. Jajangkungan

Warisan budaya tak benda berikutnya adalah Jajangkungan. Budaya ini merupakan permainan keseimbangan menggunakan bambu sebagai penyangga tubuh, di mana seorang pemain menggunakan dua bilah bambu sebagai pengganti kaki ketika berjalan.

Permainan ini bisa dilombakan adu cepat sampai tujuan dengan larangan tidak boleh turun dari bambu penyangga yang digunakan.

  1. Benjang Batok

Kesenian Benjang Batok merupakan kolaborasi seni angklung dan batok.

Dalam kesenian Benjang Batok, biasanya angklung dimainkan laki-laki dan batok dimainkan perempuan. Kemudian, angklung dan batok dimainkan sedemikian rupa dan menghasilkan suara selaras diikuti lantunan lagu yang liriknya berisi pesan atau nasehat, namun terkadang juga dibuat jenaka.

  1. Kesenian Lebon
Baca Juga :  Festival Budaya Sejuta Rawa II Ditutup Secara Resmi oleh Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara

Berikutnya adalah Kesenian Lebon. Kesenian ini identik dengan pencak silat berupa ketangkasan pria dalam menghindari pukulan dari lawan mainnya.

Lebon dilakukan oleh tiga orang, di mana dua orang sebagai pemain ketangkasan dan satu orang bertindak sebagai penengah.

  1. Kesenian Badud

Badud yaitu kesenian yang menampilkan tarian-tarian berupa gerakan binatang seperti harimau, babi hutan, dan kera.

Pemain Badud yaitu para pria yang berpakaian layaknya binatang. Tarian Badud diiringi alat musik berupa dogdog (kendang yang kulitnya hanya satu permukaan) dan angklung.

Pertunjukan Badud sangat kental dengan unsur magis. Hal ini dikarenakan setelah penari melakukan pertunjukan tersebut, mereka kemudian kesurupan.

Dalam keadaan kesurupan, para pemain biasanya melakukan atraksi lais (menaiki sebilah bambu, dan atau berjalan di atas titian tali). Selain Itu, para pemain Badud dapat memakan pecahan kaca. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait