Libatkan Puluhan Warga, KSOP Kelas I Tanjung Emas dan Disnav Kelas II Semarang Gelar Padat Karya

Bagikan

Libatkan Puluhan Warga, KSOP Kelas II Tanjung Emas dan Disnav Kelas II Tanjung Emas Gelar Padat Karya

Semarang (30/9/2022): Dua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kemenhub, di Semarang, Provinsi Jawa Tengah, yakni Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Emas dan Distrik Navigasi (Disnav) Kelas II Semarang menyelenggarakan kegiatan padat karya, Kamis (29/92022).

Kegiatan yang melibatkan 50 orang warga sekitar Pelabuhan Tanjung Emas tersebut dihadiri Anggota Komisi V DPR Mochamad Herviano yang diwakili oleh Dimas dari Tim Rumah Aspirasi M. Herviano, GM PT Pelindo Regional III Jawa Tengah dan stakeholder terkait lainnya.

Kepala KSOP Kelas I Tanjung Emas Capt. Weku Friderik mengatakan, bahwa kegiatan padat karya bertujuan untuk membantu perekonomian masyarakat sekitar yang kehilangan pekerjaan karena pandemi Covid-19.

“Padat karya juga merupakan bagian dari program pemulihan ekonomi nasional. Melalui kegiatan ini, peserta padat karya mendapatkan penghasilan sehingga dapat membantu perekonomian mereka. Seperti yang kita ketahui, pandemi Covid-19 yang terjadi selama dua tahun ini membuat seluruh sektor perekonomian mengalami kelumpuhan, begitu juga Indonesia,” katanya.

Dalam kegiatan padat karya tersebut, para peserta melakukan pekerjaan yang tidak membutuhkan kemampuan khusus atau skill, seperti memotong rumput di sekitar perkantoran KSOP Kelas II Tanjung Emas dan Disnav Kelas II Semarang serta mengecat marka jalan parkir.

Libatkan Puluhan Warga, KSOP Kelas II Tanjung Emas dan Disnav Kelas II Tanjung Emas Gelar Padat Karya

Sementara itu, Kepala Disnav Kelas II Semarang Dian Nurdiana mengungkapkan, agar kegiatan padat karya tepat sasaran, KSOP Kelas II Tanjung Emas dan Disnav Kelas II Semarang melakukan koordinasi dengan instansi terkait, yakni kelurahan atau perangkat desa setempat untuk mendata warga sekitar Pelabuhan Tanjung Emas yang tidak memiliki pekerjaan.

“Peserta padat karya harus tepat sasaran. Oleh karena itu , kami melakukan koordinasi dengan pihak kelurahan atau perangkat desa setempat untuk mendata masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan sehingga manfaat dari padat karya ini dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar pelabuhan,” ungkapnya. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait