Jakarta (21/12/2022): Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Pattimura (UNPATTI) Ambon, menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Rumusan Peta Jalan (Roadmap) Implementasi Inpres Nomor 4 Tahun 2022 dan Perpres Nomor 118 Tahun 2022, dalam bidang Pendidikan Tinggi, Selasa (20/12/2022), di Hotel Century Park, Jakarta.
Kegiatan FGD tersebut dibuka oleh Rektor Universitas Pattimura MJ Sapteno dan dihadiri oleh Tenaga Ahli Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP), Direktur Kelembagaan DIKTI Kemendikbud Ristek, Deputi III BNPP, Pemkab Kepulauan Aru dan Pemkab Maluku Barat Daya, serta para dekan fakultas di lingkup Universitas Pattimura.
Seperti diketahui, PSDKU Universitas Pattimura hadir di Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kepulauan Aru, di mana pada dua kabupaten tersebut tidak ada perguruan tinggi selain PSDKU Universitas Pattimura. Dengan adanya PSDKU Universitas Pattimura di dua kabupaten yang dengan ciri geografis pulau-pulau kecil perbatasan negara, jauh dari Kota Ambon yang merupakan Ibu Kota Provinsi Maluku tersebut adalah untuk meningkatkan pengembangan SDM di dua kabupaten itu, mengingat dua daerah itu berada di wilayah 3T (Terluar, Tertinggal, dan Terpencil). Tepatnya Kabupaten Kepulauan Aru berbatasan dengan Australia dan Papua Nugini, sementara Kabupaten Maluku Barat Daya berbatasan dengan negaraTimor Leste dan Australia.
Rektor Universitas Pattimura MJ Sapteno mengatakan, bahwa FGD ini diselenggarakan untuk membahas Inpres Nomor 4 Tahun 2022 dan Perpres Nomor 118 Tahun 2022, yakni membuat roadmap untuk melakukan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem melalui program pendidikan tinggi untuk meningkatkan kualitas SDM di daerah itu.
“Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Kepualauan Aru ini berada di daerah 3T. Melalui FGD ini, kami berharap PSDKU ke depan bisa menjadi mandiri menjadi universitas, yakni jadi perguruan tinggi sendiri sehingga dapat mempercepat peningkatan kualitas SDM di daerah itu dan akan berdampak positif terhadap pengembangan serta pertumbuhan ekonomi daerah karena kualitas SDM di daerah tersebut telah meningkat,” katanya.
Ketua PSDKU Universitas Pattimura Prof. Dr. Aholiab Watloly mengemukakan, dengan diselenggarakannya FGD ini diharapkan dapat membangun sinergitas dan koordinasi yang lebih baik dengan pemerintah kabupaten maupun pemerintah pusat sehingga program pendidikan di Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Kepulauan Aru mendapatkan perhatian khusus, mengingat kondisi geografis dua daerah tersebut yang masih sulit dijangkau dengan layanan sistem pendidikan bermutu maupun transportasi yang andal di tengah iklim kepulauannya yang cenderung tidak stabil.
“Kami (Universitas Pattimura) harus menggunakan kapal laut atau pesawat yang cukup mahal kalau mau melakukan perjalanan pergi-pulang untuk menyelenggarakan Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) pada kedua kabupaten tersebut. Belum lagi jika terjadi cuaca buruk, maka para dosen dan pengelola harus berlindung pada pulau-pulau tertentu agar aman dari gangguan cuaca, sampai berhari-hari dan berminggu sehingga biaya perjalananpun tipis dan ada yang habis sebelum tiba untuk mengajar, membimbing mahasiswa, mendampingi kegiatan kemahasiswaan dan melaksanakan aktivitas kampus di pulau lokasi kampus PSDKU,” terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa saat ini PSDKU Kampus Maluku Barat Daya telah memiliki enam program studi, yaitu Hukum, Akuntansi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar(PGSD), Pendidikan Matematika, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Peternakan. Sedangkan PSDKU Kampus Aru memiliki enam program studi, yaitu Hukum, Akuntansi, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Semua Program studi tersebut sudah memiliki sistem tatakelola dan sistem penjaminan mutu internal serta telah terakreditasi dengan nilai baik. Kini, sementara dipersiapkan proses reakreditasi guna peningkatan level status akreditasinya.
PSDKU Kampus Maluku Barat Daya dan Kepulauan Aru telah menghasilkan ratusan lulusan mahasiswa terbaik. Banyak dari mereka yang telah diluluskan pada angkatan pertama dan kedua adalah SDM pemerintah daerah dan swasta di kedua kabupaten tersebut sehingga telah membantu peningkatan pengembangan SDM di kedua kabupaten itu. Kehadiran PSDKU di kedua kabupaten tersebut, telah memberi warna dan dorongan bagi masyarakat, lembaga pendidikan dasar dan menengah serta pemerintah setempat.
Kehadiran PSDKU di dua kabupaten tersebut juga disambut penuh antusias oleh masyarakat setempat, karena memudahkan mereka untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dibandingkan harus ke Ambon atau provinsi lainnya. Sebelum hadirnya PSDKU UNPATTI, di kedua kabupaten yang berciri geografiis pulau-pulau kecil di perbatasan negara tersebut, banyak warga masyarakat kepulauan itu tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya karena terbebani dengan jarak tempuh yang jauh serta dengan resiko biaya transportasi, biaya studi dan biaya hidup yang cukup mahal, sementara mereka sendiri masih terbelit dengan kemiskinan yang ekstrim.
“Masyarakat sangat senang dengan adanya PSDKU Universitas Pattimura karena mereka jadi lebih mudah untuk mendapatkan pendidikan perguruan tinggi tanpa harus ke Ambon atau provinsi lainnya. Kini peminatan mahasiswa dari negara Timor Leste makin tinggi karena sudah ada beberapa mahasiswa asal Negara Demokratik Timor Leste yang mengikuti pendidikan di PSDKU UNPATTI, baik di kampus Kabupaten Maluku Barat Daya maupun kampus Kabupaten Kepulauan Aru. Semoga dengan FGD ini, makin terkonsolidasi langkah sinergis yang baik antara Pemerintah Pusat, UNPATTI dan kedua kabupaten untuk mempercepat transformasi PSDKU menjadi universitas mandiri di Kabupaten Maluku Barat Daya dan dan Kabupaten Kepulauan Aru,” pungkasnya. (*)