Viral Video Kurt Caz Ungkap Sisi Gelap Frankfurt, Benarkah Jerman Tak Aman Lagi?

Bagikan

Viral Video Kurt Caz Ungkap Sisi Gelap Frankfurt, Benarkah Jerman Tak Aman Lagi?
Ilustrasi keamanan di Jerman (Foto: Istimewa)

Frankfurt, Nusantara Info: Sebuah video travel blogger keturunan Afrika Selatan-Jerman, Kurt Caz, menuai perhatian besar publik setelah menggambarkan kondisi Jerman sebagai “aib dan tragedi.” Dalam video yang diambil di kawasan Bahnhofsviertel, Frankfurt, dekat stasiun utama kota, Kurt menampilkan pecandu narkoba tergeletak di trotoar, seorang lelaki diduga pengedar yang mengancamnya, hingga seorang perempuan melempar botol.

Video tersebut kini ditonton lebih dari 6 juta kali di YouTube dan 10 juta kali di TikTok, dibanjiri komentar yang sebagian bernada xenofobia. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: apakah video tersebut mencerminkan kenyataan Jerman saat ini?

Kota Besar Lebih Berisiko Dibanding Pedesaan

Menurut kriminolog Susanne Karstedt, Bahnhofsviertel memang sejak lama dikenal sebagai kawasan prostitusi dan rawan narkoba.

“Tempat itu mengundang terjadinya kekerasan, juga mengundang kejahatan narkoba,” ujarnya.

Ia menegaskan, seperti banyak negara lain, angka kriminalitas di Jerman lebih tinggi di kota besar seperti Bremen, Berlin, dan Frankfurt dibanding daerah pedesaan, terutama akibat kesenjangan sosial. Namun secara keseluruhan, Jerman tetap tergolong negara yang sangat aman.

“Sejak 1980-an dan 1990-an, kejahatan di negara-negara Barat termasuk Jerman cenderung menurun,” kata Karstedt. Teknologi juga membantu, misalnya mobil modern lebih sulit dibobol ketimbang kendaraan lama.

Angka Pembunuhan Jadi Indikator Kunci

Cara menilai tingkat keamanan internasional adalah lewat angka pembunuhan. Pada 2024, Jerman mencatat 0,91 kasus pembunuhan berencana per 100.000 penduduk, menempati peringkat 147 dunia. Bandingkan dengan Afrika Selatan dan Ekuador yang lebih dari 40 kasus per 100.000 penduduk, atau Amerika Serikat dengan 5,76.

Dua puluh tahun lalu, angka pembunuhan di Jerman masih 2,5 kasus per 100.000 penduduk. Meski ada penurunan jangka panjang, beberapa jenis kejahatan seperti tindak kekerasan memang meningkat belakangan ini.

Baca Juga :  Studi Kanada: Ganja Turunkan Kesuburan Perempuan dan Keberhasilan Bayi Tabung

Karstedt menekankan sebagian besar kekerasan dilakukan laki-laki muda. Banyak migran datang tanpa keluarga dan membawa trauma perang, sehingga rentan. Namun ia juga menegaskan faktor pengangguran dan kurangnya prospek masa depan lebih berpengaruh dibanding asal-usul negara.

“Jika dilihat secara umum, migran lebih jarang melakukan kejahatan dibanding penduduk lokal,” jelasnya. Integrasi sosial yang berhasil dinilai mampu menekan angka kriminalitas.

Banyak Kejahatan Tidak Dilaporkan

Menurut studi Institute for Economic Research di München, lokasi tempat tinggal berpengaruh besar pada tingkat kriminalitas. Migran cenderung tinggal di kota besar, yang memang lebih rawan dibanding pedesaan.

Kriminolog Gina Rosa Wollinger menambahkan penyebab kekerasan pada remaja Jerman maupun non-Jerman relatif sama: tingkat pendidikan, pengalaman kekerasan dalam keluarga, hingga norma maskulinitas.

Data resmi juga tidak selalu mencerminkan realitas sepenuhnya karena banyak kejahatan tidak dilaporkan, misalnya kekerasan dalam rumah tangga di pedesaan atau kekerasan seksual yang sering dilakukan oleh orang terdekat korban.

Jerman Tetap Negara Aman

Meski Kurt Caz menggambarkan situasi yang mencemaskan, Karstedt yang berasal dari Hamburg mengaku tetap merasa aman setiap kali kembali ke kota asalnya.

“Secara keseluruhan, Jerman adalah negara yang aman dan ramah,” katanya.

Video Kurt Caz memantik perdebatan luas tentang kondisi keamanan Jerman. Namun data dan analisis para pakar menunjukkan bahwa meski tantangan tetap ada, Jerman masih berada di jajaran negara teraman di dunia. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait