
Jakarta, Nusantara Info: Berdoa merupakan sarana seorang hamba untuk menyampaikan segala keinginan, harapan, cita-cita, hingga keluh kesah kepada Allah SWT. Doa juga menjadi bukti kelemahan manusia di hadapan Sang Pencipta, sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an surat Ghafir ayat 60:
“Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan).’”
Namun, dalam kenyataannya, tidak semua doa langsung dikabulkan oleh Allah. Sebagian orang mungkin telah berdoa berulang kali, tetapi belum juga mendapatkan jawaban yang diharapkan.
Mengenai hal ini, ulama besar Ibnul Jauzi dalam kitab Shaidul Khatir menjelaskan setidaknya ada enam hikmah di balik doa yang belum atau tidak segera dikabulkan oleh Allah SWT.
- Bukti Kekuasaan Allah
Doa yang belum dikabulkan menjadi bukti nyata bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Sebagai Pemilik seluruh alam semesta, Allah berhak memberi atau menahan sesuatu sesuai kehendak-Nya.
Ketika doa dikabulkan, itu adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, bukan semata-mata hasil dari usaha manusia.
- Obat yang Menyehatkan Jiwa
Menurut Ibnul Jauzi, peristiwa yang tampak tidak menyenangkan sering kali mengandung hikmah besar. Ia mengibaratkan hal ini seperti dokter yang memberikan obat pahit kepada pasiennya meski terasa tidak enak, namun hasilnya menyehatkan.
Begitu pula dengan doa yang belum dikabulkan; bisa jadi itu adalah “obat” yang sedang bekerja untuk menyehatkan hati dan menenangkan jiwa.
- Menunggu Waktu yang Tepat
Seorang muslim hendaknya berprasangka baik kepada Allah saat doanya belum terkabul. Bisa jadi, Allah akan mengabulkannya di waktu yang paling tepat ketika jiwa dan raga telah siap menerima nikmat itu dengan bijak. Misalnya, seseorang berdoa memohon rezeki melimpah, namun Allah menundanya hingga ia mampu memandang harta hanya sebagai amanah, bukan tujuan hidup.
- Sarana Introspeksi Diri
Doa yang tak kunjung dikabulkan juga dapat menjadi sarana muhasabah (introspeksi). Bisa jadi, ada penghalang dalam diri seseorang yang membuat doanya belum diterima, seperti masih ada dosa yang belum ditobati, makanan haram yang dikonsumsi, atau hati yang lalai ketika berdoa.
Dalam kondisi ini, langkah terbaik adalah segera bertobat dan memperbaiki hubungan dengan Allah.
- Bentuk Karunia Allah
Belum dikabulkannya doa juga bisa menjadi bentuk karunia Allah. Sebab, Allah mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 216, Allah berfirman:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
Ayat ini mengingatkan agar manusia tidak berputus asa, karena penundaan bisa jadi adalah cara Allah menyelamatkan dari keburukan yang tidak disadari.
- Jalan untuk Mendekatkan Diri kepada Allah
Terkadang, doa yang belum dikabulkan justru menjadi jalan agar seorang hamba semakin dekat dengan Allah. Dengan terus berdoa, memohon, dan berserah diri, seorang muslim menumbuhkan rasa tawakal dan cinta kepada Sang Pencipta.
Ibnul Jauzi mengumpamakannya seperti seorang pengamen bersuara merdu—semakin sering ia bernyanyi, semakin banyak orang yang ingin mendengarkannya. Begitu pula Allah, yang mencintai hamba-Nya yang terus berdoa dengan ikhlas.
Enam hikmah ini mengajarkan bahwa doa bukan sekadar permintaan, melainkan bentuk ibadah yang memperkuat keimanan dan ketenangan jiwa.
Seorang muslim tidak sepatutnya berhenti berdoa hanya karena belum melihat hasilnya, sebab setiap doa akan mendapat balasan sesuai waktu dan cara terbaik menurut kehendak Allah SWT. Wallahu a’lam. (*)






