Purbalingga (20/12/2021): Siomay memang identik sebagai makanan khas Jawa Barat, khususnya Kota Bandung, akan tetapi orang Purbalingga juga banyak yang bergerak di bidang ini. Terbukti dengan adanya paguyuban/komunitas pedagang siomay Purbalingga.
Dalam rangka memperingati Hari Jadi Ke-191 Kabupaten Purbalingga, Dinas Koperasi dan UKM Purbalingga bekerjasama dengan Communitas Pedagang Siomay (Compas) Purbalingga gelar acara Nyiomay Bareng Masyarakat Purbalingga, Minggu (19/12/2021) di lingkar barat GOR Goentoer Darjono. Pada acara tersebut, ribuan siomay diberikan secara gratis kepada masyarakat yang datang.
Kepala Bidang UMKM Dinkop UKM Purbalingga, Adi Purwanto mengatakan tujuan acara ini yakni mempromosikan bahwa siomay di Purbalingga itu bukan cuma asli Bandung, tapi juga asli Purbalingga dan pegiat-pegiat siomay di Purbalingga cukup banyak.
“Di Purbalingga ada sekitar 60-an pedagang siomay yang tergabung dalam komunitas. Pelaku UMKM di sektor siomay cukup banyak dan saat ini dalam posisi terkendala pandemi sehingga omsetnya sedang turun. Kita bantu untuk promosikan bahwa siomay di Purbalingga itu dibuat di Purbalingga dan dibuat oleh orang Purbalingga,” katanya.
Ada sebanyak 20 gerobak siomay yang ikut dalam acara Nyiomay Bareng Masyarakat Purbalingga. Masing-masing memberikan 60-70 porsi siomay gratis, sehingga total sekitar 1200-1400 porsi.
“Dalam acara ini kita bantu Rp 500 ribuan per gerobak, tapi ke depan yang penting bukan hanya omset hari ini, tapi kita harapkan masyarakat mencintai siomay Purbalingga dengan cara membeli siomay yang rata-rata ideran semua,” ujar Adi.
Sementara itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengungkapkan selain dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Purbalingga, acara ini juga untuk menggeliatkan dan membangkitkan potensi UMKM Purbalingga. Terlebih jika nanti status PPKM sudah level 1, Ia optimis perekonomian di Purbalingga bisa berjalan seperti sediakala dan pemulihan ekonomi bisa dilakukan.
“Inshaallah kita meyongsong tahun baru 2022, tahun yang baru dengan optimisme yang kuat, Purbalingga bisa masuk level 1 dan dengan sengkuyung semua pihak, Purbalingga bisa terus menggeliat, menggeliat dan menggeliat,” katanya. (*)