Akbar Djohan: Sosok di Balik Transformasi Logistik Indonesia

Bagikan

Akbar Djohan: Sosok di Balik Transformasi Logistik Indonesia
Akbar Djohan (Foto: Dok. ALFI)

Jakarta, Nusantara Info: Transformasi logistik menjadi salah satu fondasi penting dalam memperkuat daya saing ekonomi nasional. Saat ini, biaya logistik Indonesia masih tercatat sebesar 14,29% dari produk domestik bruto (PDB). Sementara pemerintah menargetkan angka tersebut turun hingga 8% pada 2030 mendatang. Tingginya biaya logistik menjadi tantangan besar yang mempengaruhi harga barang, daya saing ekspor, hingga ketahanan ekonomi nasional.

Di balik upaya besar ini, sosok Akbar Djohan, Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), hadir sebagai pemimpin yang mendorong percepatan integrasi sistem logistik melalui kolaborasi pemerintah dan pelaku industri.

Akbar menegaskan bahwa tantangan logistik Indonesia bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga penyelarasan sistem dan kebijakan.

“Logistik adalah urat nadi perdagangan. Jika sistemnya tidak efisien, maka biaya tinggi akan menjadi beban bagi semua sektor. Visi kita adalah menghadirkan logistik yang terintegrasi, transparan, dan berdaya saing global,” ujarnya.

Ia menempatkan transformasi logistik sebagai isu strategis nasional. Menurutnya, integrasi sistem logistik bukan lagi pilihan, melainkan keharusan dalam menghadapi kompetisi global.

“Indonesia tidak bisa berjalan sendiri. Kita perlu menghubungkan industri dengan ekosistem digital, memperkuat regulasi, sekaligus menyiapkan SDM logistik yang adaptif,” tambahnya.

Lebih jauh, Akbar menekankan peran logistik dalam mendukung agenda besar pembangunan nasional. Selaras dengan program Asta Cita Presiden Republik Indonesia, ALFI mendorong agar sektor logistik menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

“Kami ingin logistik Indonesia menjadi katalis, bukan hambatan. Itulah mengapa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk menciptakan efisiensi,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya digitalisasi dan sustainability dalam rantai pasok. Menurutnya, inovasi teknologi seperti big data, smart warehouse, dan sistem pelabuhan terintegrasi akan menjadi pilar transformasi logistik ke depan.

Baca Juga :  Efisiensi Belanja Pemerintah, Anggaran Kemendagri Dipotong Rp2,57 Triliun

“Digitalisasi bukan lagi tren, melainkan kebutuhan. Dengan teknologi, kita bisa memangkas biaya, mempercepat arus barang, sekaligus menekan emisi karbon,” tuturnya.

Puncak dari upaya tersebut akan tergambar dalam ALFI CONVEX 2025, pameran dan konferensi logistik terbesar di Indonesia yang akan digelar pada 12–14 November 2025 mendatang di ICE BSD, Tangerang. Mengusung tema “Indonesia in Motion: Transformasi Logistik Menuju

Indonesia Emas 2045,” acara ini akan menempati area seluas 10.000 meter persegi dan menghadirkan pameran, business matching, serta seminar internasional.

ALFI CONVEX 2025 dirancang sebagai forum strategis yang mempertemukan pemangku kebijakan, pelaku industri, asosiasi, investor, serta peserta pameran dari dalam dan luar negeri. Dengan positioning tersebut, ajang ini diharapkan mampu memperkuat daya saing logistik nasional sekaligus membuka peluang arus investasi ke sektor-sektor strategis, menjadikannya panggung penting bagi peta jalan logistik Indonesia menuju standar global. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait