Mahakam Ulu (25/2/2021): Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) Provinsi Kalimantan Timur menetapkan pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 02 Bonifasius Belawan Geh-Yohanes Avun (BONI-AVUN) sebagai pemenang Pilkada 2020 dengan raihan 13.740 suara.
Boni adalah petahana. Avun mantan birokrat yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Mahulu sehingga cukup mengenal seluk beluk pembangunan selama periode pertama kepemimpinan Bonifasius Belawan Geh sebagai Bupati.
Ketua KPU Mahulu Frederik Melawen mengatakan total suara sah berjumlah 20.637 suara, yang tersebar di 85 TPS yang ada di 50 kampung se-Kabupaten Mahulu. Kemudian suara tidak sah sebanyak 233 suara.
Terkait para bupati terpilih itu, Gubernur Kaltim Isran Noor siap melantik enam kepala daerah, baik bupati-wakil bupati dan wali kota-wakil wali kota terpilih hasil Pilkada 2020, Jumat (26/2/2021) besok.
Tahap pertama dilaksanakan enam daerah, mulai Samarinda, Mahakam Ulu, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau dan Paser. Mengenai pelantikan 26 Februari 2021 hanya Mahakam Ulu yang dilaksanakan di Odah Etam dan kepala daerah lainnya secara virtual di daerah masing-masing. Adapun undangan yang hadir dibatasi hanya 25 orang, baik keluarga yang dilantik dan Forkopimda.
Warga menyambut pasangan pemimpin itu. Ada untungnya bupati baru adalah petahana. “Kami bisa menagih janji yang belum terwujud di periode pertama,” kata warga yang tinggal di Long Pahangai. Di sinilah terdapat Bandara Datah Dawai.
Janji apa? “Jaringan telekomunikasi di Datah Dawai dapat dipasang karena hingga saat ini komunikasi di Datah Dawai sangat sulit karena tidak ada jaringan sehingga menghambat pemesanan tiket pesawat dari Datah Dawai ke Samarinda atau pun Melak,,” katanya. Dari Melak dan Samarinda pesan tiket ke Datah Dawai mudah karena sudah ada jaringan komunikasi, namun sebaliknya sangat sulit. Saat ini Samarinda-Datah Dawai- Melak dan sebaliknya dilayani penerbangan perintis Susi Air. Berbeda dengan dulu, saat ini pembelian tiket dilakukan secara online sehingga keberadaan jaringan telekomunikasi menjadi penting.
Soal jaringan telekomunikasi ini pernah dikeluhkan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mahulu Frederik Melawen. Saat dalam tahapan kampanye Pasangan Calon Bupati dan Wakil, dihadapkan masalah sinyal telekomunikasi, mengingat para kandidat harus mengutamakan kampanye daring di tengah pandemi Covid-19.
“Memang kendala yang muncul di Mahakam Ulu salah satunya adalah masalah jaringan. Tapi karena undang-undang sudah menyatakan seperti itu dan diatur dalam PKPU, sehingga kami harapkan pasangan calon bisa mencoba menggunakan segala media untuk melakukan kampanye secara daring tersebut,” kata Frederik saat itu.
Namun Bupati menegaskan ketika dimekarkan dari Kutai Barat pada 2013, sebagian besar wilayah Mahulu blank spot. Mahulu hanya punya delapan tower pemancar sinyal 2G di beberapa kecamatan. Selama Boni menjabat, masyarakat sudah bisa merasakan kemajuan infrastruktur telekomunikasi. Sudah banyak kampung yang memiliki sinyal 4G. Secara keseluruhan, semua kecamatan sudah terpasang jaringan dan tinggal peningkatan. (*)
