Babak Baru Perdamaian Gaza: Hamas Bebaskan Sandera, Israel Lepas Ribuan Tahanan

Bagikan

Babak Baru Perdamaian Gaza: Hamas Bebaskan Sandera, Israel Lepas Ribuan Tahanan
Ilustrasi Hamas bebaskan sandera, Israel lepas ribuan tahanan. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Nusantara Info: Sebuah babak baru dimulai di Timur Tengah. Setelah lebih dari dua tahun perang yang mematikan, Hamas membebaskan 20 sandera terakhir yang mereka tahan, sementara Israel membebaskan ribuan tahanan Palestina sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang kini membuka jalan menuju perdamaian dan bantuan kemanusiaan di Gaza.

Langkah ini menandai titik balik penting dalam konflik berkepanjangan antara kedua pihak, memberikan secercah harapan bagi jutaan warga sipil yang terdampak perang.

Momen Bersejarah Pembebasan Sandera

Pagi ini, militer Israel mengonfirmasi bahwa seluruh 20 sandera pria yang masih hidup telah diserahkan oleh Hamas kepada pasukan Israel. Proses penyerahan dilakukan melalui koordinasi dengan Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

ICRC lebih dulu mengambil tujuh sandera dari wilayah utara Jalur Gaza, kemudian 13 sandera lainnya dari selatan Gaza. Para sandera langsung dibawa ke fasilitas medis untuk menjalani pemeriksaan dan bertemu keluarga mereka.

Pemerintah Israel juga menyebut bahwa 28 sandera yang telah meninggal dunia diharapkan akan diserahkan dalam waktu dekat, meski jadwal pastinya belum ditentukan.

Kepulangan para sandera disambut haru di berbagai kota di Israel, terutama di Tel Aviv, di mana ribuan warga berkumpul menonton siaran langsung reuni keluarga di layar besar. Foto-foto sandera yang baru dibebaskan, termasuk pasangan kembar berusia 28 tahun, Gali dan Ziv Berman, menimbulkan gelombang emosi di seluruh negeri.

“Melihat mereka kembali, setelah hampir dua tahun, rasanya seperti keajaiban. Air mata saya tidak berhenti mengalir,” ujar seorang warga Tel Aviv.

Selama dua tahun terakhir, masyarakat Israel melakukan aksi rutin menuntut pembebasan sandera, mengenakan pita kuning sebagai simbol solidaritas.

Koordinator Israel untuk sandera dan orang hilang, Gal Hirsch, mengatakan pihaknya masih bekerja sama dengan lembaga internasional untuk menemukan dan memulangkan jasad sandera yang belum dikembalikan.

“Upaya internasional akan dilakukan untuk menemukan sandera yang meninggal dan belum dikembalikan dalam waktu 72 jam,” kata Hirsch.

Pembebasan Ribuan Tahanan Palestina

Di sisi lain, suasana penuh sukacita juga terjadi di wilayah Palestina. Bus-bus yang membawa tahanan yang dibebaskan terlihat meninggalkan penjara Ofer di Tepi Barat dan menuju Ramallah, disambut sorak-sorai keluarga dan pendukung.

Sebagian tahanan kembali ke Gaza, sementara yang lain dikembalikan ke Tepi Barat atau diasingkan ke negara lain.
Dalam daftar pembebasan tersebut, terdapat 250 tahanan dengan hukuman seumur hidup atas serangan terhadap warga Israel, serta sekitar 1.700 orang yang ditahan tanpa dakwaan selama perang.

“Kami akhirnya bebas, meskipun luka-luka kami akan tetap ada. Inilah hari yang kami tunggu selama dua tahun,” kata salah satu tahanan yang dibebaskan di Ramallah.

Baca Juga :  Jelang Pelaksanaan Pilkada Serentak, Pj Gubernur Sumut Minta ASN Jaga Netralitas

Bagi warga Palestina, pembebasan ribuan tahanan ini dianggap sebagai simbol kemenangan moral dan momentum baru menuju rekonsiliasi nasional.

Dampak Gencatan Senjata dan Harapan Baru bagi Gaza

Perjanjian pertukaran tahanan ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang disepakati pekan lalu dengan mediasi internasional. Gencatan senjata tersebut mengakhiri konflik berdarah yang dimulai sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan ke wilayah Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan 251 orang ditawan.

Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza yang menyebabkan lebih dari 67.000 warga Palestina tewas, termasuk puluhan ribu perempuan dan anak-anak, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

Kini, dengan gencatan senjata yang berlaku, sebagian besar pasukan Israel telah menarik diri dari Gaza City, Khan Younis, dan beberapa wilayah lain, meski masih mempertahankan posisi di Rafah dan sepanjang perbatasan timur Gaza.

Langkah ini membuka akses bagi bantuan kemanusiaan berskala besar yang mulai dikirim ke Gaza untuk mengatasi krisis kelaparan, kekurangan obat-obatan, dan rusaknya infrastruktur.

Peran Diplomasi Internasional

Gencatan senjata juga menarik perhatian dunia internasional. Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba di Israel hari ini untuk membahas rencana pascaperang bersama para pemimpin regional.

“Perang telah berakhir,” kata Trump dalam konferensi pers di Tel Aviv, seraya menegaskan bahwa kesepakatan gencatan senjata menjadi awal bagi proses perdamaian yang lebih luas di Timur Tengah.

Trump dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Mesir untuk menghadiri pertemuan yang dihadiri lebih dari 20 negara, membahas masa depan Gaza dan kemungkinan pembentukan negara Palestina.

Dalam rencana tersebut, akan dibahas pengawasan internasional terhadap administrasi teknokrat Palestina di Gaza, pembentukan pasukan keamanan yang dipimpin negara-negara Arab, serta peran potensial bagi Otoritas Palestina dalam tata kelola pascaperang.

Menuju Masa Depan yang Tak Pasti Tapi Penuh Harapan

Meski gencatan senjata membawa angin segar, tantangan masih membayangi masa depan Gaza dan Palestina. Pertanyaan besar mengenai status Hamas, rekonstruksi Gaza, dan kemungkinan pembentukan negara Palestina masih menjadi perdebatan di tingkat politik dan diplomatik.

Namun, bagi banyak warga di kedua belah pihak, hari ini adalah tentang kemanusiaan, bukan politik.

“Kami hanya ingin hidup damai dan membesarkan anak-anak tanpa ketakutan,” kata seorang ibu di Khan Younis yang menerima kabar tentang gencatan senjata sambil menyalakan lilin di depan rumahnya yang hancur.

Gencatan senjata ini, meskipun rapuh, memberikan secercah harapan bahwa kedamaian mungkin akhirnya bisa tumbuh di antara reruntuhan Gaza, harapan yang telah lama dinantikan oleh seluruh dunia. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait