Samarinda (6/3/2021): Kementerian Perhubungan menetapkan Bandara APT Pranoto Samarinda sebagai Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) pertama yang akan menerapkan pemeriksaan penumpang dengan menggunakan alat GeNose C19 bersama bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero).
Kepala Bandara APT Pranoto Agung Pracayanto mengatakan, bahwa arahan tersebut datang langsung dari Direktur Jenderal Perhubungan Udara melalui Surat Direktur Keamanan Penerbangan.
“Benar, Bandara APT Pranoto merupakan UPBU pertama yang akan menerapkan tes GeNose C19 untuk syarat perjalanan dengan transportasi udara,” katanya.
Lebih lanjut Agung menjelaskan, bahwa UPBU APT Pranoto juga telah membuat timeline guna memastikan fasilitas pendukung dan prosedur telah matang. Untuk uji coba kepada pegawai UPBU dan komunitas bandara, paling telat akan dilaksanakan pada Minggu kedua Maret ini.
“Kalau untuk penumpang, tentu menunggu regulasi pendukung dari Kementerian Perhubungan. Sesuai dengan target Kementerian Perhubungan, pelaksanaan tes GeNose C19 kepada penumpang pesawat dijadwalkan mulai 1 April 2021,” jelas Kabandara.
Namun terkait biaya tes GeNose C19, Agung belum dapat memastikan besaran nominalnya karena sedang dihitung biaya produksinya oleh mitra Bandara APT Pranoto, yaitu Klinik Media Farma. “Untuk harganya kami belum bisa pastikan karena yang menyediakan adalah klinik mitra bandara. Tetapi untuk tahap awal telah datang tiga unit GeNose C19 beserta 10.000 kantong tiup dan 100 filter,” sambung Agung.
Kapasitas periksa satu unit GeNose C19 adalah 30 orang per jam. Dengan tiga unit GeNose C19, artinya dapat memeriksa 90 penumpang per jam. Agung menambahkan, bahwa tahap selanjutnya akan didatangkan lagi tiga unit GeNose C19. Sehingga total ada enam unit GeNose C19 yang siap melayani pemeriksaan penumpang di Bandara APT Pranoto.
Dengan adanya pemeriksaan tes GeNose C19, pengelola Bandara APT Pranoto mendukung penuh dari sisi operasional pelaksanaan, seperti penetapan SOP, flow dan pemeriksaan lainnya.
Meskipun tersedia layanan tes GeNose C19, namun layanan skrining Covid-19 lainnya seperti swab tes antigen tetap berlaku. “Oh iya masih berlaku. Pertimbangannya adalah pertama, produksi alat tes GeNose C19 ini masih terbatas, sehingga harus ada opsi untuk pelayanan kesehatan atau pemeriksaan Covid-19 lainnya. Kedua, perlu pemeriksaan lanjutan jika terdapat calong penumpang yang terdeteksi positif Covid-19 melalui GeNose-19,” ungkap Agung.
Dengan adanya tes GeNose C19 yang harganya diperkirakan jauh lebih murah dibandingkan tes antigen dengan tingkat keakuratan yang cukup tinggi, tentu diharapkan adanya peningkatan jumlah penumpang di Bandara APT Pranoto sehingga bandara dapat kembali memberikan manfaat yang optimal kepada mitra dan masyarakat Kalimantan Timur. Namun, tentunya peningkatan tersebut tetap harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat, yaitu penerapan 5M. (*)