Ujung Bulu (24/2/2021): Pemerintah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, segera merealisasikan pembangunan bandara tahun ini sebagai dukungan bagi pengembangan wisata di daerah itu. Salah satunya adalah memasarkan desa wisata Kahayya.
AM Sukri Sappewali ketika masih menjabat Bupati Bulukumba, telah melaporkan rencana strategis itu kepada Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah pertengahan bulan lalu. Pembangunan bandara wisata di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari, rencananya bakal dimulai tahun ini.
Bupati dan Wakil Bupati terpilih Bulukumba adalah Andi Muchtar Ali Yusuf dan Andi Edy Manaf. Pelantikan mereka dijadwalkan Jumat ( 26 Februari 2021) nanti. Di masa kepemimpinan mereka inilah wujud bandara ditunggu masyarakat.
Apalagi Pemkab telah melakukan pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan bandara tersebut. Luasnya 95 hektare. Pembebasan lahannya sudah final. Bahkan di lahan itu terdapat lapter bekas peninggalan Jepang.
Bulukamba ini berlokasi di ujung selatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.154,67 kilometer persegi dengan jarak tempuh dari Makassar sekitar 153 kilometer. Secara kewilayahan, Bulukumba terbagi dalam 10 kecamatan, 24 kelurahan, dan 123 desa. Kondisi geografis kabupaten ini juga terbilang kaya, mulai dari dataran tinggi pada kaki Gunung Bawakaraeng – Lompobattang, dataran rendah, pantai, hingga laut lepas. Bulukumba terkenal dengan industri perahu pinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Namun, Bulukumba tak ketinggalan membangun destinasi wisata, di antaranya desa wisata.
Sebut saja Desa Kahayya salah satu wilayah yang dimiliki Kabupaten Bulukumba dengan penuh keindahan. Desa yang berjarak 34 kilometer ini terletak di sebelah utara Bulukumba. Desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sinjai ini pun masuk dalam daftar desa wisata berkembang oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Desa Kahayya yang tepat berada di kaki-kaki Gunung Lompobattang ini sangat berpotensi dikembangkan menjadi desa wisata.
Indikator desa wisata dapat dikategorikan berkembang yaitu mulai dikenal dan dikunjungi masyarakat sekitar dan luar daerah, kesadaran masyarakat mulai tumbuh terhadap potensi wisata. Ini sudah terlihat di Desa Kahayya.
Melansir laman desakahayya.id disebutkan Desa Kahayya adalah sebuah desa pegunungan yang berada diketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan telah ditetapkan sebagai desa wisata.
Di wilayah ini tersimpan sejuta pesona alam, salah satunya Puncak Danau Lurayya. Puncak ini ditemukan di salah satu perkebunan warga setempat ketika aparat Desa Kahayya melakukan perintisan jalan tani. Dinamakan Puncak Danau Lurayya karena di kakinya terdapat sebuah danau yang oleh warga setempat dinamakan Danau Lurayya.
Di Puncak Danau Lurayya ini tersaji pemandangan alam yang sangat indah dan menakjubkan. Di sekelilingnya terlihat lekukan-lekukan bukit yang indah, hamparan hutan alam, dan pegunungan yang membentuk burung kelelawar yang membentangkan sayapnya. Di salah satu sisi sayap gunung ini terlihat dengan jelas Gunung Bawakaraeng.
Puncak yang berjarak sekitar 1,6 km dari jalan poros Desa Kahayya ini, dengan penyajian pemandangannya yang menakjubkan memang pantas dijuluki Surga Tersembunyi di Desa Kahayya. Puncak ini juga cocok untuk area tempat kemah bagi para penikmat alam karena memiliki beberapa permukaan yang datar. (*)