Palembang (16/1/2024): Kompetisi Code Blue yang diselenggarakan Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (Perdatin) Indonesia Cabang Sumatera Selatan (Sumsel) berhasil mencetak rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai penyelenggara dengan peserta terbanyak. Kegiatan ini dilaksanakan di Palembang Sport and Convention Center (PSCC), Sabtu (14/7/2024).
Ketua Perdatin Sumsel Zulkifli mengapresiasi Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni. Menurutnya, prestasi tersebur tak lepas dari kontribusi dan dukungan penuh dari Pj Gubernur Sumsel.
“Pencatatan rekor Muri kompetisi Code Blue dengan peserta terbanyak ini tidak akan tercapai tanpa campur tangan Pj Gubernur. Berkat dukungan fasilitas gedung dan peralatan yang diberikan Pj Gubernur kegiatan ini bisa kita selenggarakan,” kata Zulkifli.
Menurutnya, fasilitas Code Blue sangat dibutuhkan di rumah sakit (RS), puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya guna menginformasikan kepada tim respon cepat saat terjadinya kondisi darurat. Melalui kompetisi ini, diharapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan tenaga kesehatan dapat mengenali kejadian henti jantung di RS serta dapat melakukan tindakan cepat dalam memberikan bantuan hidup dasar bagi pasien.
Kompetisi ini merupakan salah satu rangkaian dari HUT Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Sebanyak 113 tim yang terdiri dari lima orang atau total 565 peserta dari berbagai daerah di Indonesia turut mengikuti kompetisi simulasi Code Blue.
Dalam kesempatan yang sama, Pj Gubernur Sumatera Selatan Agus Fatoni sangat mengapresiasi pelatihan dan perlombaan simulasi Code Blue yang bahkan mampu meraih rekor muri.
“Kami tentu mengapresiasi kegiatan ini dilaksanakan dengan baik. Selamat atas pencatatan rekor Muri. Ini tentu hasil kerja keras dan kerja bersama kita semua. Karena tidak mudah melaksanakan dan menyelenggarakan ini semua tanpa bantuan semua pihak, partisipasi panitia dan semuanya,” ujar Fatoni.
Fatoni menyebut kegiatan ini sangat penting dilakukan guna meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan. Menurutnya, terdapat tiga hal yang perlu dioptimalkan, selain SDM yang harus memadai pentingnya dukungan peralatan medis dan anggaran juga sangat menentukan pelayanan kesehatan ke depannya.
“Peningkatan kualitas SDM ini penting karena punya alat secanggih apapun dan sebesar apapun jika anggaran tidak ada gunanya, juga jika SDM-nya tidak menguasai dan SDM tidak ada kapasitas,” jelasnya.
Fatoni menyebut peningkatan kapasitas seperti ini sangatlah penting agar SDM memiliki keahlian, keterampilan serta pengalaman. Oleh karena itu, untuk membentuk SDM yang mumpuni juga diperlukan tiga hal penting, yaitu ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan serta jam terbang atau pengalaman.
“Ilmu pengetahuan perlu diupdate maka di kedokteran itu ada seminar, jurnal ini perlu diikuti karena perkembangannya pesat. Kemudian yang kedua yaitu ketrampilan ini bukan hanya ilmu pengetahuan saja yang dibutuhkan tapi juga keterampilan. Selanjutnya adalah pengalaman dan jam terbang, untuk mendapatkan pengalaman dan jam terbang ini SDM harus melakukan kegiatan seperti ini berulang-ulang sekaligus menambah wawasan. Bila perlu melakukan studi banding dan berkunjung ke tempat yang sudah lebih baik untuk belajar,” ungkapnya.
“Terkait Muri ini bukan soal mengejar banyaknya jumlah peserta. Tapi yang kita apresiasi juga adalah semangatnya dalam meningkatkan kualitas SDM. Ini yang penting,” sambung Fatoni.
Hadir dalam kesempatan itu Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumsel Abla Ghanie, Direktur Utama RSMH Palembang Siti Khalima, Direktur Marketing Muri Awan Rahargo, Kepala BUMD yang hadir Komisaris Bank Sumsel Babel (BSB) Normandy, para Kepala Organisasi Kesehatan, Kepala RS se-Sumsel dan Kepala OPD di lingkungan Pemprov Sumsel. (*)