
Jakarta, Nusantara Info: Hidup hemat atau frugal living sering dipandang sebagai gaya hidup yang penuh larangan: tidak boleh jajan, tidak boleh belanja, dan serba membatasi diri. Padahal sebenarnya, frugal living bukan sekadar tren, melainkan cara cerdas untuk mengambil kembali kendali atas keuangan sekaligus mengurangi kebiasaan konsumtif yang sering bikin kantong bolong.
Tantangan terbesar biasanya muncul di awal. Mengubah kebiasaan memang tidak mudah, tapi bukan berarti mustahil. Supaya lebih seru dan tidak membosankan, Anda bisa menjadikannya sebagai tantangan 30 hari frugal living. Konsepnya sederhana: lakukan langkah-langkah kecil yang realistis, tapi konsisten. Yuk, simak lima tantangan yang bisa jadi awal perjalanan hemat Anad!
- Tantangan Tanpa Jajan Selama 30 Hari
Coba bayangkan, berapa banyak uang yang “hilang” hanya karena kopi kekinian, bubble tea, atau camilan instan? Selama sebulan penuh, tantang diri Anda untuk tidak jajan di luar. Fokuskan pengeluaran hanya pada bahan makanan utama di rumah.
Sebagai gantinya, Anda bisa bikin cemilan sederhana sendiri atau mengganti minuman manis dengan infused water. Selain lebih sehat, Anda juga jadi sadar betapa seringnya uang keluar hanya karena “ngidam sesaat.” Tantangan ini bukan soal menyiksa diri, tapi belajar membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
- Tantangan Bawa Bekal 3–5 Kali Seminggu
Bekal bukan hanya untuk anak sekolah, orang dewasa pun butuh! Mulailah dengan target realistis: bawa bekal minimal tiga kali seminggu. Menu sederhana pun cukup, seperti nasi dengan lauk tumisan, sandwich, atau salad.
Selain hemat hingga ratusan ribu per bulan, Anda juga bisa mengontrol kualitas makanan yang masuk ke dalam tubuh. Kalau sudah terbiasa, tingkatkan jadi lima kali seminggu. Lama-lama, bawa bekal bisa jadi kebiasaan menyenangkan sekaligus menyehatkan.
- Tantangan Stop Belanja Non-Kebutuhan
Dalam 30 hari ke depan, katakan “tidak” pada belanja impulsif. Atur aturan main: hanya boleh belanja kebutuhan dasar seperti makanan pokok, transportasi, dan tagihan rutin. Barang-barang seperti baju, skincare tambahan, atau pernak-pernik lucu di keranjang belanja online tunda dulu.
Trik sederhana: bikin wishlist, lalu evaluasi setelah sebulan. Sering kali, keinginan itu hilang dengan sendirinya, dan Anda jadi lebih bijak dalam berbelanja. Inilah seni delay gratification, yakni menunda kesenangan kecil demi tujuan jangka panjang.
- Tantangan Catat Semua Pengeluaran Harian
Tidak ada cara lebih jitu untuk memahami uang Anda selain mencatatnya. Selama sebulan, tulis semua pengeluaran, sekecil apapun: parkir Rp2.000, pulsa Rp10.000, sampai tip ojek online. Anda bisa gunakan aplikasi keuangan gratis atau catatan manual di buku kecil.
Di akhir bulan, review catatan itu. Dari sana Anda akan tahu mana yang bisa dipangkas, mana yang harus dipertahankan. Tantangan ini adalah fondasi utama frugal living, karena sadar finansial dimulai dari mengenali alur uang Anda sendiri.
- Tantangan “No Spend Weekend”
Pilih dua akhir pekan dalam sebulan sebagai hari tanpa pengeluaran sama sekali. Manfaatkan waktu dengan hiburan gratis: jalan santai di taman, olahraga, baca buku, atau bersih-bersih rumah.
Tantangan ini akan membuat Anda sadar bahwa kebahagiaan tak selalu butuh uang. Justru momen sederhana bersama keluarga, pasangan, atau diri sendiri bisa jadi lebih berkesan daripada hangout mahal.
Hidup Hemat, Hidup Lebih Berkualitas
Kelima tantangan ini mungkin terdengar kecil, tapi jika konsisten dilakukan, dampaknya nyata. Bukan hanya dompet yang lebih lega, tapi juga gaya hidup Anda jadi lebih mindful dan terarah.
Ingat, frugal living bukan berarti pelit. Ini soal mengatur prioritas, mengendalikan diri, dan belajar menghargai nilai dari setiap rupiah yang kamu keluarkan.
Anda bisa mulai dari satu atau dua tantangan dulu, lalu tambah tantangan baru setiap minggu. Di akhir bulan, beri dirimu reward kecil: me-time, menonton film favorit, atau menikmati hobi. Dengan begitu, frugal living bukan sekadar penghematan, tapi juga perjalanan menuju hidup yang lebih berkualitas. (*)