Oksibil (23/8/2021): Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, memiliki keindahan alam pegunungan yang eksotis dan menawan. Daerah ini berbatasan langsung dengan Papua Nugini dan 90 persen wilayahnya berada di kawasan dataran tinggi dan akses ke daerah itu hingga saat ini hanya dapat ditempuh melalui jalur udara dari Bandara Sentani Jayapura selama 45 menit
Pegunungan Bintang dijuluki sebagai Negeri di Dalam Awan, karena berada di dalam lembah dan tak jarang kabut turun di wilayah ini. Hampir sebagian besar distrik di wilayah ini memiliki lapangan terbang (lapter) dengan fasilitas yang masih sangat sederhana. Namun demikian, Kabupaten Pegunungan Bintang dianugerahi keindahan alam yang luar biasa serta menjadi potensi wisata di daerah itu yang wajib dikunjungi. Apa saja destinasi wisata yang ada di Kabupaten Pegunungan Bintang? Berikut ulasannya.
- Puncak Mandala
Puncak Mandala adalah salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Pegunungan Bintang dan menjadi kebanggaan masyarakatnya. Ketinggian Puncak Mandala adalah 4.760 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan merupakan puncak tertinggi kedua setelah Puncak Jaya.
- Hutan Lumut
Menemukan hutan di Pegunungan Bintang tentu bukan hal yang sulit. Namun, ada satu kawasan hutan yang terkenal keunikannya, yaitu Hutan Lumut. Hampir di setiap batang pohon di hutan ini diselimuti dengan lumut.
Konon, suhu rendah dan kelembaban yang tinggi menjadi penyebab lumut tumbuh subur di batang pohon. Keunikan inilah yang membuat hutan ini menjadi eksotis.
- Goa Emoktum
Selain memiliki keindahan alam dan udara yang sejuk, Kabupaten Pegunungan Bintang juga memiliki berbagai misteri arkeologi di dalamnya, yakni Goa Emoktum yang berada di dekat Hutan Lumut.
Konon, goa ini sudah sejak lama digunakan oleh suku asli Pegunungan Bintang yaitu Suku Ngalum. Mereka tinggal di goa ini layaknya sebuah rumah, hidup secara tradisional dan mandiri. Beberapa fosil kerang pantai pun sempat ditemukan di sekitar Goa Emoktum atau lebih tepatnya di dekat Sungai Pegunungan Bintang.
Dengan demikian, arkeolog yang ada di Goa Emoktum menjadi bukti bahwa pernah ada kehidupan di sini.
- Goa Seongbuk
Tak seperti Goa Emoktum yang sudah ditemukan sejak lama. Goa Seongbuk justru ditemukan saat sudah memasuki tahun 2.000-an.
Awalnya, goa ini digunakan sebagai tempat untuk berteduh oleh masyarakat sedang berkebun maupun berburu. Namun kini, Goa Seongbuk disiapkan sebagai tempat wisata dan tempat ibadah bagi umat Kristiani.
Saat memasuki goa, pengunjung akan menjumpai bebatuan stalakmit dan stalaktit, yang terlihat sangat eksotis. Namun untuk dapat mengunjunginya, pengunjung harus menggunakan helicopter dan berangkat dari Bandara Oksibil dengan waktu tempuh hanya lima menit saja. Setelah itu, pengunjung harus menempuh akses jalan setapak dengan medan yang cukup menantang.
- Desa Wisata Pegunungan Bintang
Desa wisata ini ditinggali oleh masyarakat asli Pegunungan Bintang. Tidak hanya sekedar datang saja, tetapi para pengunjung juga bisa mengenal lebih dekat mengenai adat dan istiadat yang biasa dilakukan oleh masyarakat di sana, salah satunya adalah mempelajari kerajinan kulit kayu. Mulai dari proses lilit hingga pilin lalu menghasilkan sebuah utas seperti benang. Nantinya benang-benang tersebut akan diolah menjadi tas-tas yang biasa digunakan di kepala mereka, yaitu Noken. (*)
