Gorontalo (26/10/2021): Selain Jepang dan Belanda, Portugis adalah negara yang juga pernah menjajah Indonesia. Salah satu bukti kedatangan Portugis di bumi Nusantara, dapat ditemukan di Gorontalo, yaitu Benteng Otanaha yang terletak di Kelurahan Dembe 1, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Benteng Otanaha merupakan saksi bisu dari perlawanan rakyat Indonesia terhadap bangsa Portugis. Selain Otanaha sebagai benteng utama, juga terdapat dua benteng lainnya di lokasi ini, yaitu Otahiya dan Ulupahu. Ketiga benteng ini menjadi salah satu daya tarik wisata sejarah di Gorontalo dan posisinya tepat menghadap ke Danau Limboto.
Nama benteng tersebut diambil dari bahasa setempat, di mana Ota berarti benteng dan Naha merupakan nama anak dari Raja Ilato yang menemukan kembali benteng ini.
Ketika berkunjung ke destinasi wisata sejarah ini, pengunjung akan bertemu lebih dulu dengan Benteng Otahiya. Untuk mencapai Benteng Otanaha dan Ulupahu bisa dengan dua cara. Pertama, bisa berjalan kaki menaiki 351 anak tangga, karena kedua benteng tersebut berada di atas bukit. Cara kedua, bisa menggunakan mobil atau motor untuk mencapai bukit.
Saat tiba di Benteng Otanaha dan Ulupahu, para pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan indah yang terhampar luas di depan mata. Danau Limboto dan perbukitan hijau di sekitarnya terlihat jelas sehingga menyegarkan mata yang memandangnya. Wisata bangunan bersejarah berpadu dengan keindahan bentang alam.
Dari tiga benteng tersebut, Benteng Otanaha adalah yang paling tua. Menurut berbagai sumber, benteng ini dibangun tahun 1522. Sementara, menurut masyarakat sekitar menyebut benteng ini ditemukan pada tahun 1585 oleh Naha, salah satu anak Raja Ilato yang memimpin Kerajaan Limboto.
Selain benteng tersebut, Naha juga menemukan dua benteng lainnya dan memberinya nama sesuai dengan nama anak dan istrinya, yaitu Otahiya dan Ulupahu.
Pendirian ketiga benteng tersebut tak terlepas dari kedatangan Portugis di Gorontalo. Benteng ini adalah saksi sejarah dari perjuangan masyarakat Gorontalo saat itu ketika berperang melawan bangsa Portugis.
Portugis datang ke Nusantara untuk mencari rempah-rempah. Awalnya, mereka merebut pelabuhan strategis di Malaka, kemudian Portugis melanjutkan pelayaran untuk menemukan kepulauan rempah-rempah. Sebagian sampai ke wilayah Ternate dan sebagian tersesat, namun menemukan jalur perdagangan rempah di kawasan timur antara Maluku dan Sulawesi.
Kedatangan bangsa Portugis awalnya disambut dengan baik dan kerja sama perdagangan pun tercipta. Namun ketika Portugis ingin memonopoli, kerajaan-kerajaan lokal mulai melancarkan serangannya. Portugis pun akhirnya terusir dari Ternate, lalu mencari tempat berlindung di Kerajaan Limboto. Atas kesepakatan dan izin dari Raja Limboto, mereka mendirikan tiga benteng pertahanan.
Hubungan Portugis dan Kerajaan Limboto tidak berlangsung lama. Kerajaan Limboto menilai Portugis melanggar kedudukan dan adat istiadat Gorontalo. Maka, Limboto menjali kerja sama dengan Ternate. Portugis akhirnya meninggalkan Sulawesi, lalu benteng pertahanannya digunakan oleh Limboto dan benteng tersebut masih berdiri kokoh hingga saat ini. (*)