Jepang (27/10/2023): Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA mendorong penguatan kolaborasi antara ASEAN-Jepang dalam mengatasi tantangan mengembangkan kota cerdas. Dia menekankan perlunya mengeksplorasi solusi inovatif untuk menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi.
“Perlu peningkatan kerja sama ASEAN dan Jepang seperti strategi pengurangan risiko bencana dengan meningkatkan program-program konkret,” ungkap Safrizal pada gelaran The 5th ASEAN Japan Smart Cities Network High Level Meeting di Kota Tsukuba, Jepang, Kamis (26/10/2023). Dalam kesempatan itu, dirinya menyampaikan pidato pembukaan sekaligus menutup kegiatan tersebut.
Safrizal merupakan National Representative Indonesia dan Chairman ASEAN Smart Cities Network (ASCN) 2023 yang dipercaya menjadi Co-Chair dalam High Level Meeting. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang Tetsuo Saito; Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn; Wakil Menteri Pertanian, Infrastruktur, dan Hokkaido Sakaki Shinichi; Wakil Menteri Proyek Internasional Amano Yusuke; anggota ASCN; serta perwakilan dari pemerintah daerah.
Lebih lanjut Safrizal menuturkan, perkembangan teknologi telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Perkembangan ini meningkat dari tahun ke tahun dan memberikan tantangan utama bagi pembangunan domestik, ekonomi global, dan sosial. Secara keseluruhan, menurutnya, permasalahan umum yang sering dihadapi masyarakat adalah kebutuhan akan rasa aman dan nyaman. Selain itu, PBB mencatat bahwa hampir 84 persen kota dengan pertumbuhan tercepat menghadapi masalah perubahan iklim dan bencana ekstrem yang mayoritas terjadi di Asia dan Afrika.
“Perubahan iklim dunia mengancam produksi pangan, permukaan laut naik, dan lain-lain yang berdampak pada kesinambungan lingkungan alam terganggu. Hal ini mempengaruhi ketahanan kota. Maka perlu menciptakan kota tangguh yang diwujudkan melalui tata kelola kota cerdas,” ungkapnya.
Safrizal mengatakan, pembangunan suatu kota harus memiliki perencanaan tata ruang, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik, termasuk partisipasi banyak pihak. Safrizal mencatat setidaknya ada enam prioritas yang perlu diperhatikan dalam membangun kota yang tangguh. Hal ini meliputi ketahanan infrastruktur; adaptif terhadap kondisi iklim; ketahanan sosial; tata kelola dan perencanaan kota; keberlanjutan pembangunan berwawasan teknologi hijau; serta menggunakan data, analitis, dan teknologi untuk memantau sekaligus menjawab tantangan pembangunan kota cerdas.
“Sama sekali tidak ada keraguan bahwa mewujudkan ketahanan kota (dibutuhkan) komitmen yang kuat antara pemangku kepentingan kota, pemangku kebijakan, dan warga yang secara paralel dikombinasikan dengan kerja sama internasional untuk memperkuat basis pengetahuan, pengalaman, dan pembiayaan,” terangnya.
Sementara itu, saat menutup acara tersebut, Safrizal mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada peserta yang telah berbagi wawasan dalam mengatasi isu-isu kritis ketahanan perkotaan dan pengurangan risiko bencana. Termasuk kepada Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang atas berbagai inisiatif menggelar pertemuan penting tersebut. Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen mempertahankan kemitraan antara ASEAN dan Jepang dalam pembangunan dan pengembangan kota cerdas.
“Terima kasih tulus kepada seluruh partisipan baik pemerintah Jepang maupun representasi negara ASEAN, dalam momentum keketuaan Indonesia di ASEAN Smart Cities Network tahun ini, Indonesia akan terus mendorong perluasan kolaborasi internasional sehingga memperkuat upaya untuk mewujudkan ASEAN sebagai epicentrum of growth dunia,” pungkasnya.
Sebagai informasi, The 5th ASEAN Japan Smart Cities Network High Level Meeting digelar di Kota Tsukuba yang dijuluki sebagai Kota Ilmu Jepang dan merupakan salah satu pusat pengembangan ilmu dan teknologi terdepan di dunia. Kota ini menjadi lokasi bandar antariksa Jepang dan pusat pengembangan ilmu dan teknologi terbesar di Jepang yang disebut Tsukuba Science City. Dalam kesempatan itu, para anggota delegasi juga berkesempatan melakukan kunjungan lapangan untuk melihat berbagai infrastruktur tersebut. (*)