Dirjen Bina Adwil Tinjau Aceh, Infrastruktur dan Akses Jalan Terputus Jadi Prioritas Pemulihan

Bagikan

Dirjen Bina Adwil Tinjau Aceh, Infrastruktur dan Akses Jalan Terputus Jadi Prioritas Pemulihan

Dirjen Bina Adwil, Safrizal ZA meninjau langsung kondisi infrastruktur dan akses jalan yang terputus akibat banjir di Aceh. (Foto: Humas Ditjen Bina Adwil)

Aceh, Nusantara Info: Aceh tengah fokus pada percepatan penanganan pascabanjir bandang dan longsor. Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Safrizal ZA meninjau langsung sejumlah wilayah terdampak untuk memastikan penanganan darurat berjalan cepat dan tepat.

Safrizal mengatakan bahwa kerusakan infrastruktur menjadi tantangan utama yang harus segera ditangani.

“Semua akses yang terputus harus dibuka secepat mungkin, karena ini menentukan keselamatan warga di lapangan,” ujarnya.

Prioritas Pemulihan Infrastruktur

Safrizal menegaskan bahwa percepatan penanganan infrastruktur merupakan prioritas mutlak pemerintah daerah maupun pusat. Koordinasi dengan Kementerian PUPR diperkuat untuk menuntaskan pemasangan bailey bridge, penimbunan oprit, dan penanganan longsor di titik-titik kritis.

“Ini situasi darurat. Tidak boleh ada penanganan yang tertunda. Semakin cepat jalannya terbuka, semakin cepat bantuan tiba,” tegas mantan Pj Gubernur Kalsel ini.

Pemulihan akses jalan menjadi fondasi dari seluruh rangkaian penanganan bencana. Safrizal juga mengajak seluruh daerah dan masyarakat untuk mendukung upaya penanganan di wilayah terdampak.

“Pemerintah daerah di provinsi dan kabupaten/kota lain serta masyarakat dapat membantu Aceh, Sumut, dan Sumbar. Ini saatnya kita bersama-sama saling menguatkan, dan apresiasi patut dialamatkan ke jajaran Ditjen Bina Marga atas kerja kerasnya di masa-masa sulit ini,” ungkapnya.

Koordinasi dan Dukungan Pemerintah

Kemendagri bersama Kementerian PU terus mengawal percepatan penanganan infrastruktur, sekaligus memastikan pemerintah daerah mengoptimalkan belanja darurat untuk mendukung operasi kemanusiaan.

Berdasarkan data Ditjen Bina Marga, kondisi akses jalan di Aceh saat ini terbagi menjadi dua kategori:

  1. Jalan yang masih terputus:
  1. Meureudu – Batas Pidie Jaya/Bireuen: Oprit jembatan Kr. Meureudu runtuh.
  2. Kota Bireuen – Batas Bireuen/Aceh Utara: 1 bentang Jembatan Kr. Tingkeum/Kuta Blang putus.
  3. Kota Bireuen – Batas Bireuen/Bener Meriah: Oprit Jembatan Teupin Mane runtuh.
  4. Batas Bireuen/Bener Meriah – Batas Bener Meriah/Aceh Tengah: 5 unit jembatan putus, badan jalan longsor/amblas.
  5. Batas Gayo Lues/Aceh Tenggara – Kota Kutacane: 2 jembatan putus, badan jalan longsor/amblas.
  6. Bts. Aceh Tengah/Nagan Raya – Lhok Seumot – Jeuram: 1 jembatan Kr. Beutong putus, longsor pada badan jalan.
  1. Jalan yang sudah dapat dilalui:
  1. Kota Banda Aceh – Meureudu.
  2. Batas Kota Lhokseumawe/Batas Aceh Utara – Kota Langsa.
  3. Kota Langsa – Kota Kuala Simpang.
  4. Kota Kuala Simpang – Batas Provinsi Sumut.
  5. Simpang Uning (Batas Kota Takengon) – Uwaq – Batas Aceh Tengah/Gayo Lues – Blangkejeren.
  6. Kota Kutacane – Batas Provinsi Sumut.
  7. Genting Gerbang – Celala – Batas Aceh Tengah/Nagan Raya (kendaraan roda 2).
Baca Juga :  BSKDN Bakal Gelar Lokakarya Untuk Bahas Aspirasi Publik Soal Pemerintahan Desa

Dengan terbukanya akses jalan ini, distribusi bantuan dan mobilitas warga terdampak dapat segera pulih. Safrizal menekankan bahwa koordinasi lintas kementerian, pemerintah daerah, dan dukungan masyarakat menjadi kunci keberhasilan percepatan penanganan bencana.

“Semakin cepat akses jalan pulih, semakin cepat keselamatan dan kebutuhan warga terpenuhi,” tutup Safrizal. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait