Riau (7/1/2023): Presiden Joko Widodo mengakhiri kunjungan kerjanya di Riau, Kamis (5/1/2023), dengan meninjau kawasan PT Pertamina Hulu Rokan di Dumai. Diikutip dari laman resmi Setkab.go.id, dalam peninjauan tersebut, Presiden menekankan pentingnya digitalisasi dan penggunaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas Blok Rokan yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan.
“Yang pertama, teknologi harus digunakan, digitalisasi harus juga digunakan untuk memonitor. Dan di sini saya lihat tadi sudah mulai pergerakan setiap alat-alat berat, alat-alat pengeboran yang ada sudah dimonitor dengan monitor digital, ini yang baik,” ujar Presiden dalam keterangan pers usai peninjauan.
Presiden pun mengharapkan produktivitas Blok Rokan yang telah diambil alih pengelolaannya dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) ini meningkat secara signifikan hingga 400 ribu barel per hari (bph).
“Dari yang dulu waktu dikelola Chevron enggak turun-turun, sekarang sudah mulai naik dari 156-158 ribu barel per hari menjadi 166 ribu barel per hari. Tetapi yang kita inginkan adalah sebuah peningkatan yang lipat,” ujar Presiden.
Presiden menambahkan, keberhasilan pengelolaan Blok Rokan ini nantinya akan menjadi acuan dalam mengelola blok minyak lainnya. Presiden meyakini Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mampu melakukan pengelolaan tersebut.
“Kalau ini nanti berhasil, saya minta juga Blok Mahakam juga dikelola dengan manajemen yang sama,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Presiden juga menekankan kepada Pertamina untuk menjaga lifting minyak sehingga dapat menekan ketergantungan Indonesia pada produk impor.
“Ini sudah berapa tahun, ini turun terus, sehingga apa, larinya semuanya nanti ketergantungan pada impor, padahal kita masih punya sumur-sumur yang bisa kita kelola untuk menghasilkan produksi sehingga impornya tidak banyak,” tandasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan bahwa Blok Rokan saat ini dikelola sepenuhnya oleh putra-putri terbaik bangsa. Dengan pengelolaan tersebut, kata Nicke, Pertamina dapat membuktikan produksi minyak di Blok Rokan meningkat, bahkan mendapat penghargaan sebagai blok dengan sumur pengeboran terbanyak.
“Atas seluruh proses ini, ini Blok Rokan baru saja mendapatkan penghargaan dari Muri, blok dengan sumur pengeboran terbanyak,” kata Nicke.
Lebih lanjut, Nicke menuturkan bahwa setelah alih kelola ke Pertamina, Blok Rokan memberikan kontribusi luar biasa kepada negara dalam hal perekonomian hingga penyerapan tenaga kerja. Menurut Nicke, penyerapan tenaga kerja meningkat dalam jangka waktu singkat.
“Ketika alih kelola ini tenaga kerja yang semuanya berpindah ke Pertamina Hulu Rokan ada 25 ribu [pegawai] dan hari ini ada 37.500 [pegawai]. Artinya ada tambahan 12.500 [pegawai] dalam jangka waktu yang singkat ya kurang lebih dari 1,5 tahun,” tambahnya.
Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan, antara lain, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati, Gubernur Riau Syamsuar, Ketua DPRD Riau Yulisman, dan Wali Kota Dumai Paisal.
Hadir pula Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro dan Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee Arizon Suardin saat peninjauan di Gedung Central Pump Station (CPS) Control Room, PT Pertamina Hulu Rokan. (*)