Jakarta (19/8/2023): Guna menekan dan menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat terutama komoditas beras, Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir meminta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan operasi pasar secara masif. Pasalnya, saat ini kenaikan harga beras hampir terjadi di 38 provinsi di Indonesia.
“Kepada rekan-rekan tim TPID beserta seluruh Forkopimda untuk bisa berupaya bersama-sama dengan Bulog melaksanakan operasi pasar yang berkaitan dengan beras ini secara masif,” katanya saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Senin (18/9/2023).
Selain operasi pasar, Tomsi juga meminta agar penyaluran bantuan beras Bulog tahap II dapat dipercepat. Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan beras kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang masuk kategori Penerima Bantuan Pangan (PBP), yang berlangsung selama September hingga November. Sementara realisasi penyaluran bantuan hingga 16 September baru mencapai 14.997 ton atau 7 persen.
“Khususnya teman-teman kepala daerah dan Bulog, ini baru disalurkan 7 persen yaitu 14.997 ton,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Tomsi juga meminta daerah mencermati arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat penyaluran bantuan beras periode kedua sebanyak 10 kilogram kepada masing-masing keluarga PBP.
“Kami mohon untuk percepatannya, karena ini kan 3 bulan, setiap bulan itu mendapatkan 10 kilogram, 21,353 juta kepala keluarga ini mendapatkan 10 kilogram. Nah, kalau baru 7 persen sementara ini sudah tanggal 18 September, tinggal 12 hari lagi, kita harus mengejar 100 persen. Tolong percepatan ini bersama dengan teman-teman kepala daerah,” tegasnya.
Dengan mempercepat bantuan beras, Tomsi optimistis harga beras akan kembali stabil, terlepas dari efek El Nino yang menyebabkan terjadinya gagal panen dan kekeringan di beberapa kabupaten/kota di Indonesia. “Kalau pasar dibanjiri dengan stok yang cukup, masa kita tidak yakin bisa menurunkan,” tambahnya.
Selain itu, Tomsi meminta berbagai pihak untuk bekerja sama menekan kenaikan harga beras dengan turun langsung dan mengecek ketersediaannya di gudang-gudang penyimpanan di seluruh Indonesia. Sebab, dikhawatirkan terjadi penimbunan beras, yang akan semakin mempersulit upaya penurunan harganya.
“Kami minta kerja kerasnya berkaitan dengan pengecekan ke gudang-gudang tidak hanya wilayah Jakarta, tapi bisa sampai ke seluruh Indonesia. Dengan situasi begini sangat rentan teman penjual itu menahan barangnya, sudah naik, dia tumpuk supaya lebih naik lagi,” pungkasnya. (*)