
Jakarta, Nusantara Info: Olahraga jalan kaki dan lari menjadi dua aktivitas fisik paling populer di kalangan masyarakat urban. Selain mudah dilakukan, keduanya juga murah dan cukup bermodal sepatu yang nyaman. Namun, muncul satu pertanyaan klasik: mana yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan?
Meski sekilas serupa, jalan kaki dan lari memiliki karakteristik serta manfaat berbeda bagi tubuh.
Kedua olahraga ini sama-sama masuk kategori olahraga kardio, yang artinya membantu memperkuat jantung, meningkatkan sistem imun, serta menjaga kebugaran secara menyeluruh.
Lari Membakar Kalori Lebih Cepat
Mengutip Healthline, sebuah studi tahun 2020 menyebutkan bahwa baik lari maupun jalan kaki terbukti dapat menurunkan tingkat kecemasan, memperbaiki suasana hati, dan menurunkan risiko depresi. Namun, dari segi pembakaran kalori, lari memiliki keunggulan signifikan.
Dalam durasi yang sama, lari mampu membakar kalori hingga dua kali lipat lebih banyak dibandingkan jalan kaki. Seseorang dengan berat 72 kilogram yang berjalan kaki selama 30 menit dengan kecepatan 5 km per jam membakar sekitar 156 kalori. Sementara, jika berlari dengan kecepatan 10 km per jam, jumlah kalori yang terbakar bisa mencapai 356 kalori.
Namun, bukan berarti jalan kaki tidak efektif. Kunci utama ada pada intensitas dan konsistensi. Jalan cepat, membawa beban ringan, atau memilih jalur menanjak dapat meningkatkan pembakaran kalori secara signifikan.
Pertimbangkan Kondisi Fisik
Menurut WebMD, baik lari maupun jalan kaki bisa menurunkan risiko diabetes, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi, selama dilakukan secara rutin dan cukup lama.
Bagi pemula atau mereka yang memiliki keterbatasan fisik, jalan kaki adalah pilihan ideal. Aktivitas ini termasuk kategori low-impact, karena satu kaki selalu menapak tanah, sehingga minim risiko cedera sendi.
Sebaliknya, lari termasuk high-impact, yang dapat memberikan tekanan tiga kali berat badan pada persendian setiap kali kaki mendarat.
Jika Anda memiliki masalah lutut atau pergelangan kaki, sebaiknya pilih jalan kaki cepat ketimbang berlari.
Risiko Cedera dan Adaptasi Tubuh
Studi menunjukkan, antara 19–79 persen pelari pernah mengalami cedera akibat penggunaan berlebihan. Oleh karena itu, bagi pemula disarankan untuk memulai lari secara bertahap mulai dari jarak pendek dan tingkatkan perlahan sesuai kemampuan tubuh.
Sebaliknya, berjalan kaki jarak menengah secara rutin dapat memberikan manfaat jangka panjang tanpa risiko cedera serius.
Dampak Mental dan Sosial
Tak hanya fisik, kedua olahraga ini juga berdampak positif pada kesehatan mental. Very Well Health mencatat bahwa berjalan kaki maupun berlari sama-sama dapat menurunkan stres, meningkatkan kualitas tidur, dan memperkuat hubungan sosial, terutama bila dilakukan bersama komunitas atau teman.
Baik jalan kaki maupun lari memiliki keunggulan masing-masing dalam membantu menurunkan berat badan. Lari lebih cepat membakar kalori, sementara jalan kaki lebih aman untuk semua usia.
Pada akhirnya, pilihan terbaik bergantung pada kondisi tubuh, preferensi pribadi, dan tujuan kesehatan Anda. Yang terpenting, bukan seberapa cepat Anda bergerak, tetapi seberapa konsisten Anda menjaga rutinitas olahraga untuk hidup yang lebih sehat dan seimbang. (*)






