Batu (5/12/2022): Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menetapkan Kawasan Taman Langit Gunung Banyak, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur, ditetapkan sebagai shelter tourism atau tempat evakuasi sementara apabila terjadi bencana alam.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf Indra Ni Tua di Batu, Jawa Timur, Kamis (1/12/2022).
“Indonesia terletak di daerah ring of fire atau daerah yang dikelilingi oleh gunung berapi sehingga memiliki potensi bencana alam yang cukup besar. Namun di sisi lain keberadaan gunung berapi juga menyuguhkan pemandangan alam yang indah, sehingga menjadi daya tarik wisata. Indonesia juga termasuk negara yang memiliki hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia setelah Kongo dan Brazil,” ujar Indra Ni Tua dalam sambutannya.
Shelter tourism sendiri adalah konsep pariwisata yang terbilang baru. Pemerintah melihat adanya potensi yang dapat dikembangkan di sektor pariwisata. Sehingga suatu kawasan tidak hanya memperoleh manfaat ekonomi sebagai destinasi wisata, tapi juga dapat difungsikan sebagai tempat evakuasi sementara/akhir.
Dipilihnya Taman Langit Gunung Banyak sebagai pilot project mitigasi bencana dikarenakan destinasi wisata ini memiliki kelembagaan yang telah memperoleh kepercayaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengelola lahan kawasan gunung banyak ini seluas 243 hektar.
Ditetapkannya Taman Langit Gunung Banyak juga diproyeksi mampu menarik calon-calon investor untuk berinvestasi mengembangkan shelter tourism lebih baik kedepannya.
Pengembangan shelter tourism tentunya mendapat dukungan dari berbagai kementerian/lembaga terkait, seperti KLHK, Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dinas Provinsi Jawa Timur, serta Dinas Kota Batu hingga LMDH Hijau Lestari.
Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo berbagi cerita mengenai destinasi wisata yang dijadikan tempat evakuasi sementara saat terjadi bencana gempa Cianjur.
Pada Minggu, 20 November 2022 di Desa Wisata Sarongge ada kurang lebih 1.200 wisatawan yang sedang berkemah, rencananya mereka akan berkemah hingga Rabu 23 November 2022. Akan tetapi, di hari Senin siang acara camp tersebut telah selesai.
“Sebanyak 200 tenda didirikan untuk sarana akomodasi 1.200 peserta camp tadi. Sebagian tenda ini merupakan aset yang dimiliki dan dikelola oleh anggota Pokdarwis setempat. Sisanya dimiliki oleh vendor. Singkat cerita camp ini berlangsung dengan aman, siang hari para peserta sudah pulang. Dan ketika peserta pulang terjadilah gempa bumi yang meluluhlantahkan hampir seluruh kawasan Cianjur. Rumah warga hancur dan mereka menjadi pengungsi,” kata Fadjar Hutomo.
“Tenda-tenda tadi belum dibongkar. Penghuninya berganti dari peserta camp menjadi pengungsi. Jadi pada sore itu juga masyarakat mengalir ke camp, memanfaatkan tenda-tenda yang ada sebagai tempat pengungsian,” tambahnya.
Dari kejadian tersebut menunjukkan fasilitas atau sarana akomodasi pariwisata mampu menjadi infrastruktur tanggap darurat. Karenanya penetapan kawasan Taman Langit Gunung Banyak sebagai shelter tourism merupakan perwujudan dari manajemen krisis kepariwisataan di destinasi.
Fadjar merasa Pokdarwis ini perlu diperluas tidak hanya menjadi kelompok masyarakat sadar wisata, namun juga kelompok tanggap bencana. Ini adalah wujud manajemen krisis berbasis komunitas. (*)