Jakarta, Nusantara Info: Politikus Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo resmi mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI periode 2024–2029. Keponakan Presiden RI Prabowo Subianto ini menyampaikan pengunduran dirinya melalui akun Instagram pada Rabu (10/9/2025).
“Dengan ini saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada Fraksi Gerindra,” tulis Sara, sapaan akrabnya, dalam unggahan tersebut.
Sara tidak menjelaskan secara rinci alasan di balik keputusannya mundur dari kursi legislatif. Namun ia menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya pada 28 Februari 2025 yang sempat menuai sorotan publik. Pernyataan itu kala itu mengajak masyarakat untuk menjadi pengusaha ketimbang bersandar pada pemerintah.
Sara menilai ucapannya sengaja dipotong sehingga memancing kemarahan publik pada Agustus lalu. “Padahal, saya tidak bermaksud meremehkan masyarakat, khususnya anak muda yang mau menjadi pengusaha,” ujarnya.
Profil Politik Sara
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo merupakan putri Hashim Djojohadikusumo, adik kandung Presiden Prabowo Subianto. Ia juga sepupu Wamenkeu Thomas Djiwandono dan Ketua Fraksi Gerindra Budisatrio Djiwandono.
Sara duduk di Komisi VII DPR RI mewakili Daerah Pemilihan Jakarta III (Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu). Ini adalah kali kedua Sara duduk di Senayan setelah sebelumnya menjabat anggota DPR periode 2014–2019 dari Dapil Jawa Tengah IV.
Pada Pemilu 2019, ia gagal melenggang ke Senayan. Namun karier politiknya berlanjut di Pilkada Tangerang Selatan 2020 sebagai calon Wakil Wali Kota berpasangan dengan Muhamad. Pasangan ini didukung sembilan partai politik, termasuk Gerindra dan PDIP, namun kalah dari petahana.
Sara kembali ke Senayan pada Pemilu 2024 dan juga aktif sebagai Wakil Komandan TKN Fanta Prabowo-Gibran. Di internal Gerindra, ia menjabat Wakil Ketua Umum serta Ketua Umum organisasi sayap Tunas Indonesia Raya (Tidar).
Aktivisme dan Kiprah
Selain dikenal di kancah politik, Sara juga aktif sebagai pegiat anti-perdagangan orang. Ia merupakan inisiator sekaligus Ketua Umum Jaringan Nasional Anti Tindak Pidana Perdagangan Orang (JarNas Anti TPPO).
Pada Oktober 2024, Sara menjadi sorotan karena mengawal kasus polemik pemecatan Ipda Rudy Soik usai membongkar mafia BBM di NTT. Kehadirannya di rapat dengar pendapat Komisi III DPR saat itu dinilai menunjukkan konsistensinya dalam advokasi.
Keputusan pengunduran diri Sara ini menjadi sorotan publik, mengingat kiprahnya yang luas di bidang politik maupun aktivisme sosial. Hingga kini belum ada keterangan resmi dari Partai Gerindra terkait siapa pengganti kursi DPR RI yang ditinggalkan Sara. (*)