Sungai Liat (14/5/2023): Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meninjau Desa Wisata Tari Rebo dalam rangkaian “Visitasi 75 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023”, Jumat (12/5/2023).
Dalam tinjaun tersebut, Menparekraf mengatakan bahwa keindahan dan keragaman Desa Wisata Tari Rebo menjadi potensi untuk menarik minat kunjungan wisatawan. Sehingga diharapkan dapat memberikan dampak yang besar bagi masyarakat khususnya dalam mendorong peluang kerja dan peluang usaha juga peningkatan ekonomi.
“Saya nyatakan Desa Wisata Tari Rebo di Sungai Liat, Kabupaten Bangka Belitung, sebagai desa wisata terbaik berkelas dunia untuk Indonesia Bangkit, Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023,” katanya.
Desa Wisata Tari Rebo terletak di Desa Rebo, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Desa Wisata Tari Rebo memiliki ragam daya tarik wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu yang menjadi unggulan adalah Pantai Cemara. Dulunya lokasi ini merupakan bekas galian timah dan penebangan, namun kini diubah menjadi destinasi wisata yang begitu menarik. Cemara Beach menyuguhkan pesona alam yang memanjakan mata dengan berbagai wahana yang siap untuk dinikmati.
Berlimpahnya kerang di pantai ini menarik minat wisatawan dan masyarakat sekitar untuk mencari kerang dengan cara menggali dan menarik menggunakan alat tangkap tradisional dari kayu atau yang biasa disebut dengan kegiatan Nyakar (Pantai Mangkalok). Selain Pantai Cemara, juga ada Pantai Takari yang memiliki bentang pasir putih dan barisan pohon cemara yang rapi, menjadikan pantai ini tempat rekreasi yang pas untuk menikmati sejuknya angin dengan hamparan pasir yang indah dan laut biru.
Selain keindahan pantai, Desa Wisata Tari Rebo juga memiliki salah satu ikon wisata yang wajib dikunjungi yakni Pagoda Nusantara. Pagoda ini berada di perbukitan Rebo tepatnya di ketinggian 356 Mdpl. Dari kawasan ini, pengunjung bisa menikmati keindahan Panorama Bangka dan hamparan laut yang luas. Keberadaan Pagoda setinggi 15 meter itu pun menjadi simbol keragaman di Desa Wisata Tari Rebo.
Di lokasi ini juga terdapat beberapa spot menarik yang dapat dikunjungi wisatawan. Di antaranya jembatan kaca yang menjadi lokasi favorit wisatawan untuk melakukan swafoto.
“Keindahan alam di Bangka Belitung ini berkelas dunia, tinggal bagaimana kualitas sumber daya manusia bisa terus kita tingkatkan. Kami akan kirim tim khusus untuk memberikan pelatihan dan pendampingan. Kami juga akan mendorong untuk promosi dan mudah-mudahan dapat mendorong peningkatan wisatawan,” kata Sandiaga.
Selain itu, desa wisata ini juga memiliki daya tarik dari segi edukasi seperti belajar memanen Madu Kelulut. Ada juga daya tarik budaya yang salah satunya Tari Campak sebagai tari penyambutan.
Desa Wisata Tari Rebo juga telah didukung dengan keberadaan homestay, deretan produk ekonomi kreatif, serta kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang secara aktif mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di Desa Wisata Tari Rebo.
Menparekraf Sandiaga secara khusus mengapresiasi kreativitas dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan di Desa Wisata Tari Rebo dalam mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Salah satunya dengan mengalihkan lokasi bekas tambang menjadi destinasi favorit wisatawan.
Namun Menparekraf juga menyoroti infrastruktur dasar di antaranya listrik yang harus terus diperkuat. Desa wisata tanpa infrastruktur dasar akan sulit untuk dikembangkan. “Ini akan jadi catatan agar ada perbaikan ke depan,” ujarnya.
Menparekraf juga meminta peningkatan kualitas dan kapabilitas SDM menjadi salah satu hal yang terus diperkuat.
“Sumber daya manusia untuk pengelolaan tempat wisata. Kami akan mengirim tim khusus untuk melakukan pelatihan dan pendampingan bagi Desa Rebo dalam mengembangkan pariwisata,” ujar Sandiaga.
Pejabat Gubernur Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu, mengapresiasi dukungan program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam pengembangan pariwisata di Bangka Belitung khususnya desa wisata.
“Provinsi kami sudah menggerakkan program sadar wisata dan kami sangat mendukung program-program Kemenparekraf. Mudah-mudahan dengan kegiatan hari ini provinsi Bangka Belitung terwujud sebagai provinsi pariwisata,” pungkasnya. (*)