Yogyakarta (1/3/2021): Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo rencananya diresmikan Presiden Joko Widodo, Senin (1/3/2021) ini. Kemarin Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengecek persiapannya.
Turut hadir bersama Menhub melakukan inspeksi, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri dan Dirut KAI Didiek Hartantyo.
“Saya bersama Dirjen Perkeretaapian melakukan inspeksi pengoperasian KRL yang sudah dioperasikan sejak tanggal 12 Februari lalu. Saya menyambut gembira besok bapak Presiden berkenan meresmikan,” kata Menhub di Stasiun Tugu Yogyakarta, Minggu (28/2/2021) kemarin.
Menhub menjelaskan, tulis dephub.go.id, KRL adalah angkutan masa depan angkutan massal di perkotaan. Oleh karena itu, kualitas pelayanan yang diberikan harus semakin meningkat. “KRL Jogja-Solo ini adalah yang kedua setelah KRL Jabodetabek. Oleh karenanya pelayanannya diharapkan semakin baik dan saya senang sekali animo masyarakat untuk menggunakan KRL sangat besar,” tutur Menhub.
Menhub Budi Karya mengapresiasi jajaran Ditjen Perkeretaapian dan PT KAI atas beroperasinya KRL Jogja-Solo. Menhub berharap masyarakat Yogyakarta, Solo, dan sekitarnya, dapat semakin mudah melakukan mobilitasnya sehari-hari.
“Ini bukti negara hadir memberikan pelayanan yang semakin meningkat. Ke depannya diharapkan KRL ini bisa dilanjutkan sampai ke Madiun,” ucap Menhub.
Dalam satu hari, KRL Jogja-Solo melayani 20 perjalanan KRL dengan penambahan dari sebelumnya hanya melintasi 7 stasiun, menjadi 11 stasiun dengan jarak 59,337 KM yaitu dari Stasiun Yogyakarta, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Maguwo, Stasiun Prambanan, Stasiun Srowot, Stasiun Klaten, Stasiun Ceper, Stasiun Delanggu, Stasiun Gawok, Stasiun Purwosari, dan berakhir di Stasiun Solo Balapan.
Waktu tempuh perjalanan KRL Jogja-Solo yaitu rata-rata 68 menit, atau lebih cepat dibandingkan Kereta Rel Diesel (KRD) Prameks dengan waktu tempuh rata-rata 75 menit.
Sebelumnya Direktur Jenderal Perkeretaapian Zukfikri mengatakan lintas KRL ini diproyeksi bakal mengangkut 6 juta penumpang pada 2021. Hal ini dikarenakan wilayah Jogja-Solo telah menjadi wilayah aglomerasi dengan jumlah penduduk yang besar, sekitar 10 juta, sehingga membutuhkan angkutan massal yang memadai.
“Hasil studi kelayakan pembangunan elektrifikasi Jogja-Solo, didapati peningkatan potensi penumpang sangat signifikan. Pada 2021 diprediksi potensi penumpang KRL Jogja-Solo sekitar 6 juta,” ujar Zulfikri dalam tayangan virtual bertajuk Hadirnya KRL Jogja-Solo belum lama ini.
Dirjen Zulfikri melanjutkan di koridor Jogja-Solo tersebar beragam obyek wisata sehingga lalu lintas penumpang diprediksi padat. Diharapkan, hadirnya KRL Jogja-Solo dapat mendukung pariwisata dengan transportasi umum masal dan ramah lingkungan. (*)