Jakarta (13/12/2021): PT Angkasa Pura II (Persero) konsisten menjaga operasional Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) di tengah pandemi Covid-19.
Bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia ini selalu beroperasi 24 jam setiap hari dengan memenuhi regulasi penanganan Covid-19 dan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku di dalam negeri serta sesuai standar global.
Berbagai penghargaan global pun diterima oleh Bandara Soekarno-Hatta, antara lain The 2021 Covid-19 Airport Excellence Awards dari Skytrax, sertifikasi Airport Health Accreditation dari Airport Council International, dan skor Safe Travel Score tertinggi di ASEAN yakni 4.3 (sama dengan Bandara Changi) yang diberikan Safe Travel Barometer.
President Director of AP II Muhammad Awaluddin mengatakan Bandara Soekarno-Hatta sebagai pintu utama Indonesia dan bandara jangkar penerbangan domestik memiliki peran sangat penting dalam transportasi udara nasional.
“AP II mewujudkan operasional yang tangguh (resilience operation), cepat beradaptasi (agility operation) yang mengutamakan kerampingan (lean operation) sehingga Bandara Soekarno-Hatta dapat menghadapi tantangan pandemi Covid-19,” jelas Muhammad Awaluddin.
Sejalan dengan hal ini, lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta pun berangsur-angsur pulih.
“Rasio pemulihan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta pada Kuartal IV/2021 sudah berkisar 68% hingga 70%. Artinya, kondisi traffic penerbangan saat ini sudah mencapai 68-70% dari kondisi sebelum adanya pandemi yakni pada 2019,” ungkap Muhammad Awaluddin.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada 11 Desember 2021 saat melakukan ramp check dan memimpin apel persiapan masa Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 di Bandara Soekarno-Hatta juga menuturkan bahwa pergerakan pesawat maupun penumpang di Bandara Soekarno-Hatta per harinya terus meningkat, hingga saat ini sudah ada 700 pergerakan pesawat take off dan landing setiap harinya.
Kinerja Positif
Muhammad Awaluddin mengungkapkan sejalan dengan traffic yang berangsur-angsur pulih, Bandara Soekarno-Hatta saat ini telah mencetak kinerja positif.
“Bandara Soekarno-Hatta per Kuartal IV/2021 telah mampu membukukan operating cash flow yang positif. Artinya, hasil yang didapat dari operasional bandara lebih tinggi dibandingkan dengan biaya operasional (operating expense/opex),” ungkap Muhammad Awaluddin.
Sejalan dengan itu, lanjut Muhammad Awaluddin, Bandara Soekarno-Hatta juga sudah mencetak EBITDA (Earning Before Interest Taxes, Depreciation, and Amortization) yang positif.
“Indikator-indikator ini menunjukkan baiknya kinerja Bandara Soekarno-Hatta di tengah pandemi, dan akan sangat mendukung kinerja AP II secara menyeluruh sehingga kami dapat selalu menjaga konektivitas udara Indonesia,” jelas Muhammad Awaluddin.
Upaya menjaga ketangguhan operasional Bandara Soekarno-Hatta juga tidak lepas dari program optimalisasi belanja modal (capex optimization). Lewat capex optimization, belanja modal perseroan dikonsentrasikan untuk aspek meningkatkan aspek pelayanan, keselamatan dan keamanan.
Sepanjang Januari – September 2021, pagu capex yang disiapkan AP II untuk pelayanan, keselamatan dan keamanan bandara serta operasional penerbangan untuk 20 bandara yang dikelola perseroan tercatat sekitar Rp452 miliar.
“Melalui capex optimization, AP II fokus pada pelayanan, keselamatan dan keamanan. Sebagian besar capex ini digunakan untuk Bandara Soekarno-Hatta guna mendukung operasional 24 jam dan melayani berbagai jenis penerbangan,” ujar Muhammad Awaluddin.
Dari pagu capex Rp452 miliar, sebesar Rp29,25 miliar disiapkan untuk keselamatan dan keamanan bandara (6 program), lalu keselamatan dan keamanan operasional penerbangan sebesar Rp389,38 miliar (17 program), serta pelayanan penumpang dan kargo Rp34,1 miliar (6 program).
Adapun contoh dari program keselamatan dan keamanan bandara dan operasional penerbangan semisal peningkatan daya dukung fasilitas pergerakan runway di bandara-bandara, serta peningkatan fasilitas penerangan di terminal penumpang.
Sementara itu, contoh dari program pelayanan penumpang dan kargo adalah optimalisasi area terminal seperti di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta serta re-layout dan perluasan terminal penumpang di Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh). (*)