Jakarta, Nusantara Info: Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengingatkan jajarannya untuk tidak lagi menyusun program yang hanya bersifat formalitas tanpa hasil konkret. Ia menegaskan bahwa setiap rencana kerja Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) maupun Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) harus memiliki dampak nyata bagi masyarakat dan pembangunan nasional.
Pernyataan tegas itu disampaikan Tito saat memimpin rapat bersama pejabat eselon I Kemendagri dan BNPP di Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Selasa (5/8/2025). Rapat tersebut sekaligus menjadi forum evaluasi awal terhadap penyusunan program kerja dan anggaran.
“Jangan buat program yang output-nya enggak nendang. Jangan hanya asal ada kegiatan, tapi tidak menghasilkan perubahan apa-apa. Kita harus kerja pakai otak dan nurani,” kata Tito.
Kritik Internal dan Evaluasi Anggaran
Tito secara terbuka mengkritisi sejumlah usulan program yang disampaikan jajaran unit kerja. Ia menilai, masih ada rancangan kegiatan yang terkesan hanya menghabiskan anggaran tanpa perhitungan logis terhadap manfaat dan outcomenya.
“Tolong diplototin betul angkanya, masuk akal atau tidak. Jangan diada-adakan. Jangan hanya berpikir bagaimana menyerap anggaran, tapi pikirkan juga efek nyatanya bagi rakyat,” tegasnya.
Harus Sinkron dengan Program Prioritas Presiden
Mantan Kapolri ini juga menekankan pentingnya penyelarasan program Kemendagri dan BNPP dengan agenda prioritas Presiden Prabowo Subianto. Ia meminta para pimpinan komponen memahami substansi program dan tidak hanya menjalankan rutinitas birokratis.
“Harus ada program-program spesifik yang menyentuh langsung visi Presiden. Jangan copy-paste dari tahun ke tahun. Tugas kita bukan cuma menjaga administrasi, tapi juga berkontribusi terhadap arah pembangunan nasional,” ujarnya.
Perencanaan Adalah Kunci Keberhasilan
Dalam kesempatan itu, Tito juga memberikan apresiasi atas kerja keras seluruh jajaran, namun mengingatkan bahwa perencanaan yang buruk berisiko besar menggagalkan pencapaian target.
“Perencanaan yang baik menyumbang 70 persen keberhasilan. Kalau dari awal asal-asalan, maka 70 persen kita sudah gagal,” tandasnya.
Rapat tersebut turut dihadiri Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto, Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir, Inspektur Jenderal Kemendagri Sang Made Mahendra Jaya, serta jajaran pimpinan eselon I lainnya. (*)