Jayapura (8/4/2021): Ada yang menarik saat mendarat di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, dalam rangkaian kegiatan multimoda transportasi laut, darat dan udara yang diselenggarakan pada 5 April 2021 lalu.
Rombongan yang terdiri dari Staf Ahli Menteri Bidang Logistik, Multimoda dan Keselamatan Perhubungan Cris Kuntadi beserta jajaran Kementerian Perhubungan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara serta perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Tenaga Ahli Madya Deputi V Bidang Politik, Hankam dan HAM Kantor Staf Presiden (KSP) Laus Deo Calvin Rumayom disambut dengan ramah dan hangat oleh masyarakat Kabupaten Pegunungan Bintang melalui Tarian Selamat Datang yang dibawakan oleh penari pria dan wanita Pegunungan Bintang.
Tari Selamat Datang ini merupakan tarian tradisional yang kerap kali dilakukan dalam menyambut tamu kehormatan atau tamu penting yang berkunjung ke daerah itu. Tarian ini memberi rasa hormat dan rasa gembira penduduk maupun ketua suku kepada pedatang yang telah berkunjung ke Papua. Tarian yang memiliki gerakan yang khas dan enerjik ini juga memiliki nilai sejarah di dalamnya, seperti apakah sejarahnya itu? Berikut ulasannya.
Sejarah Tarian Selamat Datang
Tarian Selamat Datang ini memiliki nama lain, yaitu Nanini yang artinya Kemari, Kemari Bersama. Berdasarkan sejarahnya, Tarian Selamat Datang ini sudah ada sejak zaman dahulu. Pada dasarnya, di Papua sendiri memiliki banyak suku dan setiap suku biasanya memiliki ciri khas tersendiri dalam membawakan tarian tersebut.
Sudah sejak dulu, Tarian Selamat Datang ini dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menyambut kedatangan tamu, baik tamu dari luar kota, luar suku, maupun tamu penting lainnya yang dianggap terhormat atau berniat baik dalam kedatangan mereka. Tarian Selamat Datang juga merupakan simbol penghormatan dan tanda bahwa tamu tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat di sana.
Tarian Selamat Datang telah menjadi tradisi yang terus dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat di sana. Tarian ini juga merupakan kearifan dan budaya luhur masyarakat Papua. Salah satu keunikan dari tarian ini adalah ketika penari wanita menjemput tamu, lalu memberikan memberikan penutup kepala dan kalung kepada tamu tersebut sebagai tanda penghormatan mereka. (*)