Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, memiliki pesona wisata bahari yang luar biasa dan eksotis. Sebelum pandemi, banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Berau untuk berwisata ke Pulau Maratua untuk menikmati keindahan alam dan hamparan laut biru yang jernih yang berdampingan dengan pasir putihnya yang lembut.
Pulau Maratua adalah salah satu pulau yang berada di gugusan kepulauan Derawan yang merupakan salah satu kepingan surga tersembunyi, memiliki pesona menawan dan eksotis yang memikat wisatawan. Maratua merupakan pulau terluar Indonesia yang berada di laut Sulawesi dan berbatasan dengan Malaysia dan Filipina. Dan di pulau ini terdapat sebuah bandara domestik, yaitu Bandara Maratua, sehingga untuk menikmati keindahan alam Maratua semakin mudah dengan hadirnya transportasi udara.
Selain itu, di sekitar Pulau Maratua juga terdapat pulau-pulau kecil yang menawan, di antaranya adalah Pulau Sangalaki (spot Manta) dan Pulau Kakaban (habitat Ubur-ubur tidak menyengat), Pulau Sidau, Pulau Semut, Pulau Bulingisan, Pulau Bakungan, Pulau Virigin Coccoa dan lainnya, serta tak lupa di Talisayan terdapat spot Hiu Paus.
Pulau Maratua memiliki laut yang biru dan jernih, membuat adrenalin wisatawan langsung ingin menyelam melihat keindahan alam bawah lautnya. Keindahan lautnya adalah daya tarik Maratua. Selama berkunjung ke Maratua, berbagai kegiatan bisa dilakukan, mulai dari berenang, snorkeling hingga diving menawarkan pemandangan yang indah pada terumbu karang, coral dan biota laut lainnya seperti baraccuda, hiu, pari putih, kuda laut, atau menikmati pantainya yang menawan sambil berburu foto. Ketika permukaan air dangkal, penyu pun sering menampakkan dirinya di pulau ini.
Beberapa spot diving sekitar Maratua diantaranya Fantasy Wall, Lighthouse, Divers Delight, Gorgonzola, Lumantang, Turtle Bay, Small Fish Country, Big Fish Country, Leo Wall, Midnight Snapper Run, Sea Wall, Coral Mountain Bay, Fusiliar Alley, Tanjung Keramat, Maratua Reef, Eel Garden, Sponge Reef, Fusulier Paradise, East Wall, Channel, Nunukan Express, Sea Fun City, Pandoga Point, Stafhouse Bakungan, Lighthouse, The Ridge, Shark Point, Langkawit, Ujung Karang Tinggi, Bantukan, Kaya Muaras. Sedangkan di sekitar Kakaban antara lain Sponge Bob, Barracuda Point, Gorgonian Forest, dan di sekitar Sangalaki antara lain Manta Point dan Cleaning Station.
Tidak hanya itu saja, di Maratua juga terdapat pemukiman Suku Bajo, ada gua Halo Tabung, gua Langka Langka dan danau, dan anda dapat menikmati sunset yang menawan dari pulau ini.
Untuk menikmati keindahan alam Maratua kini semakin mudah dengan hadirnya transportasi udara yang tidak hanya membuka konektivitas bagi masyarakat pulau terluar saja. Tetapi dengan hadirnya bandara yang memiliki runway sepanjang 1.600 meter x 30 meter itu menjadi simbol NKRI di perbatasan dan pulau terluar serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat, mengingat Maratua memiliki daya tarik pada sektor wisata yang mampu mendatangkan wisatawan domestik dan mancanegara.
Selain hadirnya transportasi udara, di Maratua juga sudah terdapat penginapan (homestay, cottage atau resort) dengan berbagai pilihan harga dan fasilitas. Sehingga membuat wisatawan menjadi lebih nyaman berkunjung ke Maratua.
Kepala Bandara Maratua Zaldi Ardian mengemukakan, untuk menunjang kebutuhan transportasi udara, bandara yang beroperasi sejak 2017 dan resmi menjadi UPBU Kelas III pada tahun 2019 ini sudah memiliki fasilitas yang memadai termasuk sudah memiliki Airfield Lighting untuk mensupport pada cuaca (jarak pandang) yang kurang bersahabat, sehingga pelayanan di bandara itu pun dapat berjalan optimal.
“Gedung terminal seluas 750 meter persegi dan di ruang tunggu keberangkatan tersedia kursi untuk kapasitas 70 penumpang. Di saat pandemi Covid-19, diterapkan protokol kesehatan dengan memberlakukan jaga jarak sehingga kursi yang tersedia di ruang tunggu keberangkatan menjadi untuk kapasitas 34 penumpang, sementara apron berdimensi 100 meter x 70 meter. Disini banyak sekali spot wisata bahari, sehingga dengan kehadiran transportasi udara diharapkan jadi lebih mudah, efisien dari sisi waktu dan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Maratua,” ujar Zaldi.
Sebelum pandemi Covid-19, penerbangan di Bandara Maratua cukup ramai oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Penerbangan di Bandara Maratua dilayani oleh dua maskapai, yaitu TransNusa menggunakan pesawat jenis ATR 72-600 dan Susi Air menggunakan pesawat jenis Grand Caravan C208-B.
“Untuk TransNusa sendiri merupakan long time charter rute Balikpapan-Maratua PP 1x per minggu, customernya adalah wisatawan mancanegara yang didominasi oleh wisatawan Jerman. Sejak pandemi, tepatnya akhir Februari 2020, TransNusa menghentikan sementara penerbangannya untuk menghindari penyebaran Covid-19 antar negara. Dalam kondisi normal sebelumnya, TransNusa terbang setiap hari Sabtu, sedangkan Susi Air dengan rute Samarinda – Maratua PP satu kali per minggu setiap Selasa dan dua minggu sekali terbang setiap Sabtu. Selain itu juga ada rute Berau – Maratua PP dan rute Tarakan – Maratua PP masing-masing satu kali per minggu, setiap hari Sabtu,” sambung Zaldi.
Lebih lanjut Zaldi mengatakan, memasuki masa new normal, penerbangan Susi Air rute Samarinda – Maratua PP, Berau – Maratua PP dan Tarakan – Maratua PP kembali beroperasi. Sementara untuk penerbangan TransNusa rute Balikpapan-Maratua PP, karena customer penerbangan ini adalah wisatawan mancanegara, sampai sekarang belum ada jadwal kapan akan kembali masuk ke Indonesia, khususnya berwisata ke Maratua. Karena selama ini wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Maratua didominasi oleh wisatawan dari Jerman, China, Jepang dan Singapura serta negara lainnya.
Menyikapi masuknya masa adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi, pengelola Bandara Maratua juga tetap melakukan dan menerapkan protokol kesehatan antara lain wajib masker, jaga jarak, rajin cuci tangan, desinfektasi fasilitas bangunan seperti kursi, pegangan pintu dan tangga, termasuk melakukan disinfektan pada setiap keranjang luggage di X-Ray, mengingat keranjang ini juga yang disentuh bergantian oleh setiap penumpang.
“Keranjang barang di X-Ray yang digunakan di bandara juga merupakan potensi penyebaran, sehingga harus dilakukan dinsifeksi. Selain itu, personil Bandar Udara juga wajib menjaga jarak dan dilengkapi APD (masker, handscone, face-shield) dan menjaga kondisi kesehatan juga imunitas personil dengan multivitamin dan melakukan jemur badan setiap harinya. Semua itu merupakan upaya meningkatkan pencegahan Covid-19 di lingkungan bandara pada umumnya” ungkap Zaldi.
Saat ini, pengelola Bandara Maratua sedang mencoba sinergi dengan beberapa pihak terkait untuk meningkatkan demand dari dan ke Maratua, termasuk airlines lainnya agar dapat menyusul terbang ke Maratua.