
Jakarta, Nusantara Info: Kerusakan infrastruktur berat terjadi di sejumlah wilayah Sumatera setelah bencana banjir dan longsor melanda secara berturut-turut. Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menyampaikan bahwa masih terdapat banyak titik yang terisolasi, terutama di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
Menurut Dody, akses di Aceh terputus akibat banjir, sementara di Sumut dominan disebabkan longsor. Hingga kini, Kementerian PU masih melakukan pendataan akumulasi kerusakan infrastruktur di Aceh, Sumut, dan Sumatra Barat (Sumbar). Namun, identifikasi awal menunjukkan bahwa Sumut mengalami kerusakan paling besar.
“Waduh besar bos kerugian infrastruktur. Terutama yang di Sumatera Utara ya besar, besar,” ujarnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Pembukaan Akses Jadi Prioritas Utama
Dody menegaskan bahwa pembukaan akses jalan menjadi fokus utama penanganan saat ini. Kementerian PU telah mengerahkan sejumlah alat berat ke titik-titik yang terisolasi untuk mempercepat mobilitas warga dan penyaluran bantuan.
Selain pembukaan jalan, Kementerian PU juga intens berkoordinasi dengan PT Pertamina (Persero) dan Pertamina Patra Niaga terkait suplai BBM, khususnya solar yang diperlukan untuk mengoperasikan alat berat di lapangan.
Kerusakan Paling Parah di Sumut dan Aceh
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Roy Rizali Anwar mengungkapkan bahwa Sumut dan Aceh menjadi wilayah dengan kerusakan jalan dan jembatan terparah akibat bencana ini.
“Paling parah di Sumut dan Aceh,” katanya.
Roy merinci bahwa Sumut memiliki titik longsor terbanyak, yakni 113 titik, dengan 80 titik sudah kembali fungsional. Masih ada 30 titik yang belum bisa dilalui, sementara 20 titik banjir telah ditangani sebanyak 16 titik.
Sementara itu di Aceh, tercatat 27 titik banjir dan 59 titik longsor yang memutuskan akses. Untuk infrastruktur jembatan, terdapat 22 jembatan rusak dan terputus, serta 3 titik jalan amblas.
Bencana serupa juga berdampak di Sumatra Barat, dengan 15 titik banjir yang sebagian besar sudah ditangani. Selain itu, terdapat 73 titik longsor; 54 titik sudah tertangani, 6 titik masih berproses, dan 13 titik belum dapat dilalui karena masih dalam perbaikan.
Kementerian PU memastikan bahwa seluruh sumber daya telah dikerahkan untuk membuka akses yang terputus dan mempercepat distribusi bantuan. Dengan kerusakan yang begitu luas, pemerintah menargetkan pemulihan mobilitas dan akses antarwilayah dapat segera normal untuk mencegah dampak sosial-ekonomi yang lebih besar. (*)






