Penduduk IKN 2025 Tembus 147 Ribu Jiwa, Didominasi Gen Z dan Milenial

Bagikan

Penduduk IKN 2025 Tembus 147 Ribu Jiwa, Didominasi Gen Z dan Milenial
Kompleks apartemen untuk ASN DPR RI di Ibu Kota Nusantara. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Nusantara Info: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk yang tinggal di wilayah deliniasi Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga 2025 mencapai 147.430 jiwa atau setara 43.293 rumah tangga. Data tersebut diperoleh melalui Pendataan Penduduk Ibu Kota Nusantara (PPIKN) 2025 yang melibatkan 856 petugas pencacah lapangan.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanty menjelaskan, pendataan ini menjadi potret awal dinamika kependudukan di kawasan IKN sebagai pusat pemerintahan dan pertumbuhan ekonomi baru Indonesia.

“Berdasarkan hasil pendataan PPIKN 2025, penduduk IKN di wilayah deliniasi tercatat sebanyak 147.427 jiwa atau 43.293 rumah tangga,” ujarnya dalam acara Penyerahan Produk Kerja Sama Pendataan Penduduk IKN (PPIKN) di Jakarta Pusat, Selasa (16/12/2025).

Mayoritas Generasi Z dan Milenial

BPS mencatat, generasi Z dan generasi milenial menjadi kelompok usia terbesar di IKN. Kedua generasi ini mencakup lebih dari setengah total populasi, mencerminkan dominasi penduduk usia muda dan produktif.

Komposisi tersebut dinilai menjadi modal penting bagi pembangunan IKN sebagai kota baru yang modern, adaptif, dan berorientasi jangka panjang.

“Komposisi ini menunjukkan bahwa IKN memiliki potensi penduduk produktif yang besar untuk mendukung pembangunan kota baru yang modern dan dinamis,” kata Amalia.

Dari sisi sebaran wilayah, konsentrasi penduduk tertinggi berada di Desa Samboja Kuala, Desa Muara Jawa Ulu, Desa Muara Jawa Pesisir, dan Desa Telemow. Kepadatan penduduk di kawasan tersebut tercatat lebih dari 400 jiwa per kilometer persegi.

Wilayah-wilayah ini dinilai strategis dan berpotensi menjadi prioritas penyediaan layanan dasar serta pembangunan infrastruktur IKN ke depan.

Bonus Demografi IKN

Berdasarkan kelompok umur, penduduk IKN pada 2025 didominasi usia produktif 15–64 tahun dengan proporsi mencapai 67,91 persen. Dengan komposisi tersebut, rasio ketergantungan penduduk IKN tercatat 47,25.

Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 47–48 penduduk usia non-produktif. Angka ini menunjukkan IKN tengah berada dalam fase bonus demografi, kondisi yang dinilai menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi.

Dari sisi jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Kondisi ini diduga kuat dipengaruhi oleh masih tingginya aktivitas konstruksi dan pembangunan, yang menarik masuk tenaga kerja laki-laki ke kawasan IKN.

Baca Juga :  Perang Gaza Resmi Berakhir! Presiden Prabowo Hadiri KTT Perdamaian Dunia di Mesir

Fertilitas dan Mortalitas

Untuk indikator fertilitas, total fertility rate (TFR) di IKN pada 2025 tercatat 2,14. Angka ini menunjukkan rata-rata perempuan melahirkan dua hingga tiga anak sepanjang masa reproduksinya dan sudah mendekati replacement level.

Puncak angka kelahiran tertinggi berada pada kelompok perempuan usia 25–29 tahun, dengan sekitar 126–127 kelahiran hidup per 1.000 perempuan.

Sementara dari sisi mortalitas, angka kematian bayi di IKN tercatat 14,16 per 1.000 kelahiran hidup. Adapun angka kematian ibu mencapai 143 per 100.000 kelahiran hidup.

“Artinya, terdapat 143 kematian perempuan pada masa kehamilan, persalinan, atau nifas per 100.000 kelahiran hidup,” jelas Amalia.

Mobilitas dan Migrasi Tinggi

BPS juga mencatat mobilitas penduduk IKN tergolong tinggi. Sekitar empat dari sepuluh penduduk merupakan migran seumur hidup, yakni penduduk yang lahir di luar wilayah IKN.

Selain itu, sekitar 6 persen penduduk termasuk migran recent, yaitu mereka yang baru pindah ke IKN dalam kurun waktu kurang dari lima tahun.

Berdasarkan daerah asal, migran seumur hidup paling banyak berasal dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Sementara migran recent didominasi penduduk dari Kalimantan Timur, disusul Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.

Pendidikan, Bahasa, dan Kondisi Perumahan

Dari sisi pendidikan, hampir 7 persen penduduk IKN telah menamatkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.

Dalam penggunaan bahasa, hampir 20 persen penduduk usia lima tahun ke atas masih menggunakan bahasa daerah dalam komunikasi sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Sementara untuk kondisi perumahan, mayoritas rumah tangga di IKN menggunakan atap seng dengan proporsi 89,54 persen. Penggunaan lantai keramik tercatat 46,89 persen, sedangkan rumah tangga dengan dinding tembok mencapai 60,34 persen.

Data PPIKN 2025 ini diharapkan menjadi dasar perencanaan pembangunan IKN yang lebih tepat sasaran, berkelanjutan, dan selaras dengan karakteristik sosial-demografi penduduknya. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait