PAM Jaya: Pipa Air Jakarta Berusia Lebih dari 100 Tahun, Jadi Penyebab Tingginya Kebocoran

Bagikan

PAM Jaya: Pipa Air Jakarta Berusia Lebih dari 100 Tahun, Jadi Penyebab Tingginya Kebocoran
Pipa air di Jakarta sudah berusia lebih 100 tahun menjadi penyebab utama kebocoran pipa. (Foto: Dok Antara)

Jakarta, Nusantara Info: Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) PAM Jaya mengungkapkan bahwa sebagian jaringan pipa air di Jakarta sudah berusia lebih dari 100 tahun. Kondisi inilah yang disebut menjadi penyebab utama tingginya tingkat kebocoran air di Ibu Kota.

“Kenapa kebocoran air di Jakarta itu tinggi sekali? Karena pipanya sudah berusia 103 tahun sebagian besar,” kata Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, di Jakarta, Minggu (9/11/2025), dikutip dari Antara.

Pipa Tua Peninggalan Belanda Masih Digunakan

Arief menyebutkan, salah satu pipa tertua berada di kawasan Pasar Rebo, yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1922. Infrastruktur tersebut bahkan masih digunakan hingga saat ini.

“Itu pipa berusia 103 tahun, peninggalan Belanda. Di sana juga ada tampungan air sebesar 20 juta liter. Di Buaran juga sama,” ujarnya.

Arief menjelaskan, bahwa beberapa reservoir air di Jakarta sempat tidak berfungsi saat pengelolaannya bukan di bawah PAM Jaya. Namun kini, setelah dikelola kembali oleh perusahaan daerah tersebut, sejumlah fasilitas sudah kembali beroperasi normal.

Butuh Rp14 Triliun untuk Pembaruan Pipa

Untuk memperbarui jaringan pipa yang sudah berusia tua dan meningkatkan kualitas air agar bisa diminum langsung, PAM Jaya disebut membutuhkan dana sekitar Rp14 triliun.

Arief mengatakan pihaknya berencana mengajukan rapat terbatas (ratas) bersama Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo guna membahas rencana pembiayaan proyek besar tersebut.

“Kami ingin melakukan ratas dengan Gubernur untuk mencari solusi pendanaan dan percepatan modernisasi jaringan air Jakarta,” katanya.

Lebih lanjut, Arief menyampaikan bahwa peningkatan kualitas air tidak hanya bertujuan untuk efisiensi layanan, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.

Ia menilai, jika air di Jakarta nantinya sudah layak minum, maka hal itu bisa mengurangi risiko stunting serta penyakit yang disebabkan oleh kualitas air yang buruk.

Baca Juga :  Menu Ikan Hiu Diduga Jadi Penyebab 25 Orang Keracunan Program MBG di Kalbar

“Kalau airnya sudah kualitasnya baik, InsyaAllah tidak ada lagi stunting dan penyakit akibat air. Ini mimpi PAM Jaya sekaligus mimpi masyarakat Jakarta, seperti yang diinginkan Gubernur kita,” tutur Arief.

Masalah kebocoran air memang menjadi tantangan lama bagi Jakarta. Selain usia pipa yang sudah tua, kepadatan infrastruktur dan aktivitas pembangunan turut menyulitkan upaya peremajaan jaringan.

PAM Jaya menyatakan akan terus melakukan pembaruan bertahap agar sistem distribusi air bersih di Ibu Kota semakin andal, efisien, dan aman untuk masyarakat. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait