Jayapura, Nusantara Info: Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Agus Fatoni meresmikan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Jemaat Revival Yemtien yang terletak di Koya 9, Jayapura, Papua, pada Sabtu (26/7/2025). Dalam peresmian gereja megah ini, Fatoni menyampaikan harapan agar kehadiran gereja menjadi pusat penyebaran kasih, perdamaian, dan semangat kebersamaan bagi masyarakat Papua.
“Ini bukan hanya peresmian bangunan, tetapi simbol kehadiran nilai-nilai spiritual dan persatuan di tengah masyarakat. Gereja ini diharapkan membawa berkat, kedamaian, dan kekuatan untuk membangun Papua,” ungkap Fatoni dalam sambutannya.
Fatoni juga menekankan pentingnya menjadikan rumah ibadah sebagai titik awal penyebaran nilai-nilai kebaikan, persaudaraan, dan toleransi, khususnya dalam menjaga harmoni sosial di Papua yang majemuk.
“Mari kita terus berbuat baik, menjaga Papua tetap aman dan damai, serta memelihara martabatnya sebagai tanah yang diberkahi Tuhan. Kita harus sebarkan cinta kasih dan kebersamaan dari tempat suci ini,” ujar Fatoni di hadapan jemaat dan tokoh-tokoh gereja.
Acara peresmian berlangsung khidmat dan penuh makna, ditandai dengan pelepasan balon dan burung merpati, simbol pengharapan, kebebasan, dan awal baru bagi jemaat GPdI Revival Yemtien. Selain itu, peresmian ditandai secara resmi dengan penandatanganan prasasti oleh Pj Gubernur Papua Agus Fatoni dan Ketua Umum Majelis Pusat GPdI Johnny W. Weol.
Johnny W. Weol menyatakan kebanggaannya atas berdirinya gereja tersebut. “Dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, gereja ini kami resmikan. Kiranya menjadi terang bagi banyak orang dan rumah bagi kasih Tuhan,” tegasnya.
Hadir dalam peresmian ini sejumlah tokoh penting, antara lain Ketua Umum Majelis GPdI Papua, Majelis Rakyat Papua, Forkopimda, serta para gembala GPdI dari berbagai daerah. Kehadiran mereka mencerminkan dukungan lintas sektor terhadap peran strategis gereja dalam memperkuat nilai-nilai spiritual dan sosial di Papua.
Gereja GPdI Revival Yemtien berdiri megah tak hanya sebagai simbol keagamaan, namun juga sebagai ikon kebangkitan spiritual dan sosial masyarakat Jayapura. Dalam situasi Papua yang masih menghadapi tantangan sosial dan politik, kehadiran rumah ibadah seperti ini diharapkan menjadi benteng moral dan sumber semangat membangun masa depan yang damai dan inklusif. (*)