Kongres Pemuda II, Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda

Bagikan

Kongres Pemuda II, Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda
Foto: Istimewa

Jakarta (28/10/2021): Hari ini 93 tahun yang lalu, tepatnya 28 Oktober 1928, seluruh pemuda Indonesia bersatu dalam sebuah sumpah yang dikenal dengan Sumpah Pemuda, salah satu titik balik perjalanan bangsa Indonesia dalam menuju Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.

Dikutip dari https://museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id/, Sumpah Pemuda merupakan hasil putusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II yang digelar selama dua hari, yaitu 27-28 Oktober 1928. Kongres tersebut diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh organisasi pemuda.

Sebelum diadakan Kongres Pemuda II, muncul berbagai organisasi yang diinisiasi oleh kalangan muda, salah satunya adalah Tri Koro Dormo yang didirikan oleh Satiman pada 7 Maret 1915. Organisasi ini menginginkan perubahan cara pandang para pemuda dan kondisi yang terjadi di Indonesia pada saat itu.

Seiring berjalannya waktu, organisasi tersebut kemudian berganti nama menjadi Jong Java yang diisi oleh para pemuda Jawa, Madura, Bali, hingga Lombok.

Kongres Pemuda II, Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda
Kongres Pemuda II, Foto: Istimewa

Setelah itu, banyak bermunculan organisasi serupa yang berbasis kesukuan, di antaranya adalah Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Ambon, dan Pemuda Kaum Betawi. Karena semakin banyaknya bermunculan organisasi kedaerahan, maka diadakan Kongres Pemuda I pada 30 April 1926 – 2 Mei 1926 di Batavia (Jakarta).

Dalam kongres tersebut lahir gagasan penggunaan Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan dan Muhammad Yamin adalah salah satu penggagasnya. Namun, Kongres Pemuda I ini dinilai belum membuahkan hasil karena masih terdapat ego kedaerahan dan suku yang sangat kuat. Karena kondisi tersebut, maka diadakan Kongres Pemuda II. Kongres ini melahirkan satu pemikiran yang sama, yaitu perjuangan melawan penjajah.

Kongres Pemuda II dilaksanakan di tiga gedung berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat untuk menghasilkan Sumpah Pemuda. Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng.

Baca Juga :  Kemendagri Apresiasi Daerah atas Torehan WTP dengan Menggunakan SIPD Secara Penuh

Dalam rapat itu, terdapat uraian Muhammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Kongres Pemuda II, Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda
Gedung Museum Sumpah Pemuda, Foto: Istimewa

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara dalam rapat tersebut, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan, dan harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Selain itu, anak juga harus dididik secara demokratis.

Rapat ketiga, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat yang kini diabadikan sebagai Gedung Museum Sumpah Pemuda. Pada rapat ketiga inilah diumumkan hasil rumusan kongres yang dikenal dengan Sumpah Pemuda yang berbunyi:

“Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, bangsa Indonesia

Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”

Para pemuda yang menghadiri kongres tersebut mengucapkan rumusan tersebut sebagai Sumpah Setia. Sebelum kongres ditutup, diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait