
Jakarta, Nusantara Info: Badai tropis atau siklon tropis sering menghantam negara yang sama dari tahun ke tahun, menimbulkan hujan deras, banjir, dan longsor. Dalam beberapa pekan terakhir, serangkaian siklon di Asia Selatan dan Asia Tenggara menewaskan sedikitnya 1.800 orang, mengungsi lebih dari 1 juta warga, dan berdampak pada hampir 11 juta orang.
Beberapa siklon signifikan termasuk Ditwah yang melanda Sri Lanka, memicu longsor dan banjir terburuk dalam sejarah terbaru negara itu; Koto, yang menghantam Filipina dan Vietnam; serta Senyar, yang terbentuk di lokasi langka yaitu Selat Malaka, jalur perairan sempit di antara Malaysia dan Pulau Sumatra. Menurut profesor emeritus Fredolin Tangang dari Universiti Kebangsaan Malaysia, fenomena Senyar sangat tidak biasa. NASA mencatat ini hanya kasus kedua siklon tropis yang terbentuk di Selat Malaka.
Filipina juga diterjang Fung-wong pada awal November 2025, siklon terkuat yang pernah mendarat di negara itu sepanjang tahun ini. Dengan diameter mencapai 1.800 kilometer, Fung-wong memengaruhi 16 dari 18 wilayah Filipina.
Apa Itu Siklon Tropis?
Siklon adalah badai besar yang terbentuk di perairan tropis. Nama badai berbeda di tiap wilayah: di Atlantik dan Pasifik timur disebut hurikan, di Asia Timur disebut taifun, sedangkan di Samudra Hindia dan Pasifik Selatan disebut siklon.
Siklon dikategorikan berdasarkan kecepatan angin. Badai resmi disebut siklon tropis ketika angin mencapai 119 km/jam atau lebih, lalu diklasifikasikan ke dalam Kategori 1–5 menggunakan skala Saffir-Simpson. Musim siklon di belahan bumi utara biasanya berlangsung Juni–November, sedangkan di selatan November–April, meski badai bisa muncul di luar periode ini.
Kondisi Terbentuknya Siklon Tropis
Siklon membutuhkan laut tropis yang hangat, dengan suhu air minimal 26°C hingga kedalaman 60 meter. Udara juga harus lembap dengan arah dan kecepatan angin dari permukaan laut hingga ketinggian 15–20 km relatif seragam.
Siklon biasanya tidak terbentuk dekat garis khatulistiwa karena gaya Coriolis terlalu lemah. Proses awalnya dimulai dari sistem tekanan rendah, di mana udara hangat dan lembap naik, mendingin, membentuk awan dan badai petir, menarik lebih banyak udara hangat dari laut, sehingga energi badai semakin besar.
“Siklon tropis menyerap energi dari lautan dan mengubahnya menjadi angin dan hujan, bekerja seperti mesin termodinamika alami,” Kepala Operasional Regional Specialized Meteorological Center La Réunion, Sebastien Langlade
Selain angin kencang, siklon memicu hujan lebat, banjir, dan gelombang badai. Gelombang badai merupakan kenaikan permukaan laut disertai hantaman ombak besar, yang membuat kondisi laut sangat berbahaya saat siklon mencapai intensitas ekstrem.
Wilayah Paling Rawan
Tujuh wilayah di dunia sering dilanda siklon tropis, dengan barat Samudra Pasifik Utara sebagai pusat aktivitas. Filipina terletak di “sabuk topan”, rata-rata menerima 20 topan setiap tahun, dengan beberapa musim lebih dari 26 siklon. Kawasan timur Filipina, timur Taiwan, dan selatan Jepang merupakan titik terbentuknya super topan akibat atmosfer dan suhu laut yang mendukung. Lebih dari 70% badai tropis terbentuk di belahan bumi utara.
Peran Perubahan Iklim
Pemanasan global meningkatkan suhu laut, membuat siklon tropis lebih kuat dan ekstrem. Menurut IPCC, meski jumlah siklon tidak selalu bertambah, dampaknya semakin parah: angin lebih kencang, gelombang badai lebih besar, dan curah hujan meningkat.
Tangang menegaskan, “Semakin hangat bumi, semakin ekstrem peristiwa cuaca yang terjadi. Lautan panas memperkuat siklon tropis kategori tinggi.”
Bisakah Siklon Dicegah?
Saat ini, tidak ada cara untuk menghentikan atau melemahkan siklon. Namun, dampaknya bisa dikurangi melalui adaptasi, infrastruktur pengendalian banjir, dan kesiapsiagaan masyarakat. Langlade menekankan pentingnya tindakan preventif seperti memangkas pohon, membersihkan saluran air, dan memperkuat kapasitas adaptasi masyarakat.
Tangang menambahkan, menghadapi perubahan iklim global, dunia harus menahan pemanasan di bawah 1,5°C dengan menurunkan emisi gas rumah kaca secara cepat. (*)






