
Tangerang Selatan, Nusantara Info: Kasus dugaan bullying kembali terjadi di lingkungan sekolah. Seorang siswa kelas 1 SMP berinisial MH (13) harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, setelah mengalami luka serius di kepala akibat dugaan kekerasan fisik yang dilakukan oleh teman sekelasnya.
Peristiwa ini terjadi pada 20 Oktober 2025 di salah satu sekolah menengah pertama di wilayah Tangerang Selatan. Kondisi MH kini dikabarkan memburuk dan sedang dirawat di ruang High Care Unit (HCU) RS Fatmawati.
Menurut keterangan Rizky Fauzi, kakak sepupu korban, kejadian bermula saat jam istirahat sekolah. MH disebut menjadi korban kekerasan oleh teman sekelasnya hingga mengalami luka di bagian kepala.
“Pada tanggal 20 Oktober itu, adik sepupu saya kepalanya kena pukul pakai bangku besi waktu jam istirahat sekolah,” ujar Rizky saat ditemui di kediamannya oleh Nusantara Info, Senin (10/11/2025).
Rizky menuturkan, awalnya MH tidak berani menceritakan kejadian itu kepada keluarga. Namun, sehari kemudian korban mengeluh sakit kepala hebat dan kondisinya terus menurun, hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Keluarga Pertanyakan Tanggung Jawab Sekolah
Keluarga MH sempat melakukan mediasi dengan pihak sekolah dan keluarga pelaku pada 22 Oktober 2025. Dalam pertemuan itu, pihak keluarga pelaku disebut sempat bersedia menanggung biaya pengobatan korban. Namun, kesepakatan tersebut tak berjalan sesuai harapan.
“Ternyata pihak pelaku seperti lepas tangan. Keluarga kami malah disuruh cari pinjaman uang untuk biaya pengobatan,” ungkap Rizky.
Ia menambahkan, aksi perundungan terhadap MH ternyata sudah terjadi sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). MH disebut kerap menjadi sasaran, namun memilih diam karena sang ibu sedang sakit.
“Dari masa MPLS sudah pernah dipukul dan ditusuk-tusuk tangan pakai sedotan. Korban sempat diam karena kasihan sama ibunya yang lagi sakit,” ujarnya.
Kondisi Korban Menurun, Dinas Pendidikan Turun Tangan
Kesehatan MH kini dilaporkan semakin menurun. Ia mengalami gangguan penglihatan, tubuh lemas, dan kesulitan bergerak, meski masih dalam kondisi sadar.
“Dia sekarang rabun dan lemas, seperti lumpuh tapi masih sadar,” kata Rizky.
Keluarga pun meminta pertanggungjawaban pihak sekolah yang dinilai belum memberikan dukungan maksimal. Menurut keluarga, pihak sekolah justru menyarankan agar mereka berkoordinasi langsung dengan Dinas Pendidikan.
Menanggapi hal ini, pada Senin siang (10/11/2025), pihak sekolah bersama Dinas Pendidikan dan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Tangerang Selatan mendatangi rumah korban untuk melakukan komunikasi dan mediasi dengan keluarga MH.
Kasus ini menambah daftar panjang peristiwa bullying di lingkungan pendidikan yang berujung fatal. Keluarga berharap kejadian serupa tidak terulang dan meminta pemerintah daerah serta pihak sekolah untuk memberikan perlindungan maksimal bagi peserta didik di seluruh wilayah Indonesia. (*)






