
Mappi, Nusantara Info: Beberapa waktu lalu, masyarakat adat Suku Auyu di Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan, secara tegas menyatakan penolakan terhadap rencana investasi di sektor perkebunan yang akan masuk ke wilayah adat mereka. Alasan utama penolakan ini adalah kekhawatiran akan rusaknya hutan yang selama ini menjadi sumber utama penghidupan dan identitas budaya mereka.
Suku Auyu yang mendiami kawasan hutan tropis di wilayah Mappi menyebutkan, bahwa investasi tersebut berpotensi menimbulkan kerusakan ekologis serta mengancam keberlanjutan hidup mereka secara turun-temurun.
Menurut masyarakat Suku Auyu, hutan bukan hanya tempat tinggal flora dan fauna, melainkan juga pusat kehidupan mereka, mulai dari sumber pangan, air bersih, hingga ruang spiritual dan adat istiadat yang telah dijaga secara turun-temurun.
“Kami tidak menolak pembangunan, tapi kami menolak perusakan hutan kami. Hutan adalah hidup kami,” ujar salah satu tokoh masyarakat Auyu.
Menanggapi penolakan tersebut, Bupati Mappi Kristosimus Yohanes Agawemu menyampaikan, bahwa pemerintah daerah menghormati aspirasi dan suara masyarakat. Ia menegaskan bahwa sebagai penanggung jawab pemerintahan, ia tidak akan mengabaikan keberatan masyarakat yang khawatir terhadap dampak lingkungan dari investasi tersebut.
“Kami di pemerintah daerah, pada prinsipnya, sangat menghargai apa yang menjadi suara dan keinginan masyarakat. Terlebih jika menyangkut kelestarian hutan yang menjadi sumber kehidupan masyarakat adat,” ujarnya.
Kristosimus menambahkan bahwa setiap rencana investasi di Kabupaten Mappi harus melalui proses kajian lingkungan yang ketat dan harus melibatkan persetujuan masyarakat adat setempat secara langsung.
Penolakan ini juga menjadi sinyal penting bagi pemerintah daerah dan investor untuk lebih mengedepankan pendekatan partisipatif dan berbasis hak masyarakat adat dalam setiap perencanaan pembangunan di wilayah Papua Selatan. (*)