Samarinda (18/1/2021): Pulang kampung tentu menyenangkan. Begitupun bagi Stanis, mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Samarinda. Saat liburan semester, apalagi kuliah dilakukan secara daring, ia memilih balik ke kampung halaman di Tiong Ohang di Long Apari. Kampung ini berada di kecamatan paling hulu di Sungai Mahakam, wilayah Kabupaten Mahakam Ulu. Long Apari berbatasan dengan Malaysia.
Mahakam Hulu adalah sebuah daerah otonom baru di Kalimantan Timur. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari kabupaten induknya Kutai Barat. Resmi dimekarkan pada Desember 2012. Luas wilayah 15.314 kilometer persegi, dan berada di sepanjang sungai Mahakam bagian hulu. Tak mengherankan jika transportasi utama warga di kabupaten dengan lima kecamatan ini adalah transportasi air. Mereka mengandalkan sungai Mahakam sepanjang 920 kilometer itu.
Kisah mahasiswa tadi, menghabiskan 18 jam seluruh perjalanan dari Samarinda ke Long Apari. Dari Samarinda, dilakukan lewat darat berkendara mobil sampai ke Tering di Kutai Barat. Jaraknya sekitar 310 kilometer. Kondisi jalur berstatus jalan nasional itu tidaklah mulus. Stanis harus duduk di dalam mobil selama hampir sembilan jam. Jangan dibandingkan dengan Jawa. Sebab, 310 km bisa ditempuh tiga jam saja lewat tol.
Dari Tering dilanjutkan dengan perahu ke ibu kota Mahakam Ulu, Long Bagun. Empat jam berikutnya dia habiskan lagi di atas perahu. Kali ini, jalur sungai lebih bersahabat. Tidak ada riam-riam seperti di hulu sungai. Berbeda dengan rute Long Bagun ke Long Apari, rute sungai dari Ujoh Bilang atau Long Bagun ke kecamatan-kecamatan di bagian hulu adalah perjalanan yang cukup berisiko. Hanya motoris terlatih dan bisa melewatkan speed boat atau long boat di riam-riam ganas seperti Riam Udang dan Riam Panjang. Dari Long Bagun ke Long Apari butuh lima jam.
Menyimak perjalanan sang mahasiswa tadi, bisa dibayangkan betapa sulit akses menuju Majakam Ulu ( Mahulu ). Walaupun hidup dengan akses transportasi yang sulit, namun warga Mahulu mampu eksis dan hidup dengan tekad mempertahankan tradisi dan budayanya. Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh menilai harus ada upaya luar biasa membuka isolasi transportasi darat. Masalah infrastruktur menciptakan beragam permasalahan di kabupaten yang baru berusia enam tahun tersebut. “Kami tak henti-henti berkomunikasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk membuka dan meningkatkan kondisi jalan di Kabupaten Mahulu,” jelasnya.
Tahun anggaran 2021 ini jalur darat menuju Mahulu terus dikembangkan. Dikutip dari kaltimprov.go.id, Kepala Biro Infrastruktur dan SDA Setdaprov Kaltim Lisa Hasliana mengatakan proyek peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan dari Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat sampai Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahulu sepanjang 280 km akan mulai dikerjakan pada tahun 2021.
Dikatakan Lisa, peningkatan pembangunan infrastruktur jalan dari Tering sampai Ujoh Bilang itu memang sudah tembus, tetapi ada beberapa ruas yang harus diperbaiki termasuk pembuatan jembatannya. Sepanjang jalan tersebut ada beberapa ruas yang belum ada jembatannya, kemudian ada sebagian masih pembukaan badan jalan dan sebagian beraspal maupun agregat. Itulah yang akan ditingkatkan oleh pemerintah pusat pada tahun 2021.
Menunggu Penerbangan Perintis 2021
Pengalaman tahun lalu, kesulitan akses transportasi itu terbantu penerbangan perintis. Setidaknya Susi Air yang terbang dari Samarinda ke Bandara Datah Dawai memudahkan akses ke Mahulu. Walau bandara tidak berlokasi di Long Bagun, sudah cukup memangkas waktu tempuh Samarinda ke Long Bagun di Mahulu. Bandara Datah Dawai berada di Kampung Long Lunuk Kecamatan Long Pahangai. Berdasarkan presentasi Dinas Perhubungan Mahulu, waktu tempuh Long Lunuk ke Ujo Bilang sekitar lima jam.
Penerbangan perintis ke Datah Dawai itu merupakan salah satu rute yang ada dalam Korwil Bandara APT Pranoto, Samarinda. Tahun 2020, dimulai pada Kamis (16/1/2020) pagi, lima penerbangan perintis untuk jalur pelosok di Bumi Mulawarman-sebutan Kaltim-resmi dibuka. Rute penerbangan itu ialah, Samarinda-Maratua, Berau, Samarinda-Long Apung (Mahakam Ulu), Samarinda-Datah Dawai (Mahakam Ulu), Datah Dawai-Melak (Kutai Barat) dan Samarinda-Muara Wahau (Kutai Timur).
Rute Samarinda-Datah Dawai melayani pada Selasa, Kamis, dan Sabtu dengan harga tiket Rp 437.000. Rute baliknya, Datah Dawai-Samarinda yakni pada Selasa, Kamis, dan Sabtu, dengan harga tiket Rp 432.000. Lalu untuk rute Datah Dawai-Melak, penerbangan pada Selasa, Kamis, dan Sabtu, tiketnya dijual seharga Rp 334.000.
Keberadaan penerbangan perintis di sejumlah daerah itu adalah sebagai bentuk komitmen pemerintah pusat untuk menghubungkan setiap wilayah di Tanah Air. Ini adalah bentuk kehadiran negara di daerah terluar, terdepan dan terpencil atau 3T.
Ditjen Perhubungan Udara mempertimbangkan jalur penerbangan perintis akan dibuka selagi memang diperlukan masyarakat. Utamanya untuk wilayah yang memang sulit diakses melalui jalur darat atau laut. Oleh karena itu, untuk tahun 2021 ini masyarakat berharap penerbangan perintis Bandara APT Pranoto ke Bandara Datah Dawai bisa dibuka kembali. Kabarnya sekarang masih dalam tahap lelang di pusat. Diharapkan tak terlalu lama Samarinda ke Long Punuk bisa diterbangi lagi. (*)
BESOK: Sulitnya Menembus Daerah Perbatasan Mahakam Ulu, Biar Mudah maka Bandara Ujoh Bilang Segera Dibangun.