Tak Hanya Lumpia, Ini Pesona Tahu Gimbal sebagai Ikon Kuliner Semarang

Bagikan

Tak Hanya Lumpia, Ini Pesona Tahu Gimbal sebagai Ikon Kuliner Semarang
Tahu gimbal, kuliner khas Semarang yang menawarkan perpaduan cita rasa gurih, manis, dan sedikit pedas dalam satu piring. (Foto: Almaida)

Semarang, Nusantara Info: Jika mendengar nama Semarang, mungkin yang pertama terlintas di benak sebagian besar orang adalah lumpia dan wingko babat. Dua makanan legendaris itu memang telah lama menjadi ikon kuliner Kota Atlas. Namun, Semarang ternyata masih menyimpan kekayaan kuliner lain yang tak kalah memikat lidah, salah satunya adalah tahu gimbal.

Hidangan khas ini menawarkan perpaduan cita rasa gurih, manis, dan sedikit pedas dalam satu piring. Isinya sederhana, tetapi menciptakan harmoni rasa yang kompleks: tahu pong goreng, udang gimbal yang renyah, lontong, taoge, kol segar, dan tentu saja siraman bumbu kacang yang kental serta kaya rasa.

Dari Tahu Pong hingga Udang Gimbal

Nama “gimbal” berasal dari udang yang digoreng dengan balutan tepung hingga garing dan renyah. Udang inilah yang menjadi ciri khas utama tahu gimbal, sekaligus pembeda dengan ketoprak atau gado-gado yang lebih dulu populer di Jawa.

Tahu yang digunakan adalah tahu pong. Disebut “pong” karena bagian dalamnya kopong atau kosong. Tekstur tahu yang garing di luar namun lembut di dalam berpadu sempurna dengan udang gimbal, menghasilkan sensasi unik saat disantap bersama lontong dan sayuran.

Kunci kelezatan tahu gimbal terletak pada bumbu kacangnya. Saus kental ini dibuat dari kacang tanah yang disangrai dan dihaluskan, dicampur dengan gula merah, cabai rawit, bawang putih, serta petis udang yang menambah cita rasa gurih khas pesisir.

Bumbu kacang biasanya ditambahkan kecap manis untuk memperkuat rasa legit. Sensasi pedas, manis, gurih, dan sedikit asin bercampur harmonis, menciptakan rasa yang kaya di lidah. Tingkat kepedasan pun bisa disesuaikan dengan selera, membuat sajian ini fleksibel untuk berbagai kalangan.

Cita Rasa dalam Setiap Suapan

Baca Juga :  Menhub Dukung Hilirisasi Sawit untuk Industri Penerbangan dan Pelayaran

Dalam satu suapan tahu gimbal, penikmat kuliner akan langsung merasakan kombinasi tekstur yang saling melengkapi: lembutnya tahu goreng, renyahnya udang gimbal, kenyalnya potongan lontong, hingga segarnya taoge dan kol mentah. Semua itu menyatu berkat bumbu kacang yang mengguyur hidangan dengan rasa khas yang sulit ditolak.

Tahu gimbal paling nikmat disantap saat masih hangat, apalagi jika dinikmati di warung kaki lima sambil merasakan hiruk pikuk Semarang. Kehangatan sajian ini seolah merekatkan keakraban, menjadikannya lebih dari sekadar makanan, melainkan juga pengalaman kuliner yang berkesan.

Kuliner Ikonik Kota Semarang

Kini tahu gimbal telah menjadi salah satu kuliner ikonik yang wajib dicoba saat berkunjung ke Semarang. Anda bisa menemukannya dengan mudah, mulai dari pedagang kaki lima di pinggir jalan hingga restoran yang menyajikan versi lebih modern.

Beberapa warung legendaris bahkan sudah puluhan tahun setia menyajikan hidangan ini, di antaranya Tahu Gimbal Pak Man, Pak Edi, dan Lumayan Pak Man. Masing-masing warung memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi bumbu maupun cara penyajian.

Semarang memang dikenal sebagai kota yang kaya akan budaya dan sejarah, tetapi perjalanan ke kota ini tidak akan lengkap tanpa mencicipi tahu gimbal. Hidangan sederhana nan autentik ini merefleksikan karakter kuliner Jawa Tengah: kaya rasa, merakyat, dan penuh kehangatan.

Jadi, jika suatu hari Anda singgah di Semarang, jangan hanya mencari lumpia atau wingko babat. Sisihkan waktu untuk menikmati sepiring tahu gimbal di warung tradisional, ditemani suasana kota yang dinamis. Setiap suapan bukan hanya memberi kenikmatan rasa, tetapi juga membawa kisah panjang kuliner lokal yang terus hidup di tengah masyarakat. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait