Jakarta, (17/1/2021): Boven Digoel, salah satu kabupaten di Papua ini memiliki nilai sejarah. Di masa Belanda, Kabupaten Boven Digoel yang dikenal dengan nama Digoel Atas, merupakan tempat pengasingan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Lokasi ini terletak di di tepi Sungai Digul Hilir, di Papua bagian Selatan.
Berdasarkan catatan Ensiklopedi Nasional Jilid 4 menjelaskan, bahwa Pemerintah Hindia Belanda mempersiapkan Digoel dengan tergesa-gesa untuk menampung tawanan pemberontakan November 1926. Kemudian Boven Digoel digunakan sebagai lokasi pembuangan pemimpin-pemimpin nasional yang jumlahnya hingga sekitar 1.308 orang.
Sejumlah tokoh nasional yang pernah dibuang ke Boven Digoel di antaranya adalah Muhammad Hatta dan Sutan Syahrir. Kedua tokoh pergerakan nasional tersebut dibuang ke lokasi itu pada 28 Januari 1935. Mereka dianggap musuh Pemerintah Kolonial Belanda karena membangkang.
Selain kedua tokoh tersebut, mereka yang dibuang ke Digoel adalah Mohamad Bondan, Maskun, Burhanuddin, Suka Sumitro, Moerwoto, Ali Rachman dan sejumlah pejuang lainnya. Menurut informasi yang didapatkan, Digoel adalah adalah tempat pembuangan paling menyeramkan.
Digoel dibangun oleh Gubernur Jenderal De Graeff pada tahun 1927 sebagai lokasi pengasingan tahanan politik. Bung Hatta dibuang di daerah itu selama satu tahun. Di sekililing Digoel, terdapat hutan rimba dengan pohon yang menjulang tinggi.
Digoel sebagai salah satu tempat bersejarah di Indonesia, namun sayangnya jika ditanya letak Boven Digoel di peta Indonesia, banyak yang tidak tahu lokasi daerah tersebut yang merupakan penjara alam. Boven Digoel tercantum di peta dengan nama Tanah Merah, yang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Merauke, Papua, ujung timur Indonesia.
Digoel, termasuk salah satu daerah yang jauh dari mana pun. Dahulu kala, mengunjungi Digoel seperti pergi ke negeri antah berantah dan hanya dapat dilalui jalur udara saja. Digoel semakin mengerikan karena banyak nyamuk malaria yang ganas dan Sungai Digul sepanjang 525 kilometer itu juga terdapat banyak buaya. Boven Digoel adalah kota sejarah yang terabaikan.
Namun seiring perkembangan zaman, Boven Digoel kini mengalami banyak perubahan dan akses menuju Digoel pun kini dapat didilalui melalui jalur darat dari Merauke selama kurang lebih delapan jam perjalanan.
Sedangkan jika menggunakan transportasi udara dapat ditempuh dari Bandara Mopah Merauke dan akan mendarat di Bandara Tanah Merah atau jika dari Jakarta, rute yang ditempuh yaitu Jakarta – Tanah Merah dan akan transit di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, lalu melanjutkan penerbangan rute Jayapura – Tanah Merah. (*)