Bali (19/4/2024): Pemerintah memang tidak main-main dalam membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur, Bali. Total investasi awal pembangunan KEK Kesehatan dan pariwisata di Sanur itu mencapai Rp10,3 triliun pada lahan seluas 41,26 hektare (ha).
Dikutip dari laman Indonesia.go.id, KEK Kesehatan Sanur juga ditargetkan mampu menarik 43 ribu tenaga kerja. Sedangkan, KEK Kesehatan Sanur dibangun oleh BUMN PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.
Tentunya sebagai KEK Kesehatan pertama di Indonesia, The Sanur menghadirkan kawasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini didukung dengan fasilitas di area The Sanur yang menerapkan green environment dan zero emission.
The Sanur menjalankan komitmen dalam mewujudkan kawasan yang ramah lingkungan dengan mengoptimalkan pengolahan limbah air kotor. Otorita IKN bersama instansi terkait sedang membangun Waste Water Treatment Plan (WWTP). WWTP merupakan fasilitas khusus di The Sanur yang dirancang dan digunakan untuk membersihkan air limbah sebelum air tersebut dialirkan kembali ke lingkungan. Air kotor yang telah diproses di WWTP kemudian akan digunakan untuk kebutuhan landscaping di area The Sanur.
Upaya lainnya yakni dengan hadirnya fasilitas Tempat Pembuangan Sampah Sementara atau TPSS. TPPS ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Tak hanya TPPS biasa, TPPS di Sanur dilengkapi dengan metode sustainability berupa pemisahan tempat pembuangan sampah domestik, B3 dan B3 medis. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di The Sanur mampu mengolah air limbah sekitar 1.500m3/hari. Dengan didukung, powerhouse yang mampu menampung hingga 20MVA serta tangki air tanah berkapasitas 4.000 m3, dan lima tempat penyimpanan sampah sementara termasuk limbah B3 Medis.
Ke depannya sampah organik yang dihasilkan dari satu area The Sanur akan didaur ulang. Sampah-sampah itu diolah menjadi pupuk yang akan digunakan kembali di area Ethnomedicinal Botanic Garden. Selain itu, pengangkutan sampah dari TPSS nantinya dilakukan menggunakan electric vehicle.
Sementara itu, guna memenuhi kenyamanan dan kebutuhan pengunjung nantinya, The Sanur juga dilengkapi dengan green area seluas 5,1 ha bernama Ethnomedicinal Botanic Garden. Fasilitas itu memiliki beragam koleksi tanaman yang telah dikurasi sebagai representatif budaya, wilayah, dan tradisi. Saat ini sudah terdapat sekitar 1.460 tanaman buah-buahan dan obat-obatan.
Konsep kawasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan juga akan diterapkan di area hotel yang berada di kawasan The Sanur. Di mana Amenities menggunakan produk dengan bahan ramah lingkungan, di antaranya toothbrush yang berasal dari material ramah lingkungan berupa bambu dan slipper hotel yang terbuat dari anyaman.
Selain itu, guna mengurangi sampah plastik, beverage yang ditawarkan di area hotel menggunakan botol kaca dan sedotan berbahan material ramah lingkungan berupa pati jagung.
Dalam rangka mendukung program pemerintah menuju zero emission 2060, The Sanur berupaya mengurangi karbon emisi di area kawasan. Caranya dengan menggunakan electric vehicle. Saat ini mobilitas di area KEK Sanur menggunakan buggy car electric.
Kawasan ekosistem pariwisata terintegrasi di Bali itu mulai dibangun Desember 2021. Februari lalu, Menteri BUMN Erik Thohir telah meresmikan revitalisasi Bali Beach Convention. Gedung yang siap digunakan untuk usaha pariwisata penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran (MICE) itu memiliki luas 3.750 meter persegi dan mampu menampung sekitar 5.000 orang. Fasilitas tersebut memiliki pemandangan langsung menghadap Pantai Sanur dan berada di tengah KEK Kesehatan Sanur.
Selanjutnya, terdapat fasilitas rumah sakit, Bali International Hospital (BIH) yang sudah dalam tahap pembangunan, dan taman obat-obat tradisional. Selain merenovasi gedung tempat MICE dan hotel, dibangun pula di kawasan itu, Alster Lake Clinic, salah satu klinik kesehatan internasional dari Hamburg, Jerman, di KEK Sanur. Ke depan, di kawasan itu juga dibangun klinik kesehatan dan estetika internasional dari sejumlah negara. (*)