Transformasi Logistik Nasional: ALFI Tekankan Harmonisasi Kebijakan dan Standarisasi Layanan

Bagikan

Transformasi Logistik Nasional: ALFI Tekankan Harmonisasi Kebijakan dan Standarisasi Layanan
Ketua Umum DPP ALFI/ILFA, Akbar Djohan saat memberikan paparan dalam Rakernas ALFI 2025. (Foto: Nusantara Info/Almaida)

Tangerang, Nusantara Info: Sektor logistik nasional tengah menghadapi tantangan besar dalam harmonisasi regulasi dan peningkatan efisiensi rantai pasok di tengah dinamika ekonomi global. Menjawab kebutuhan tersebut, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025 dengan tema “Transformasi Logistik Guna Mendorong Daya Saing dan Ketahanan Ekonomi Nasional”.

Rakernas yang berlangsung bersamaan dengan rangkaian ALFI CONVEX 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten, menjadi momentum strategis bagi ALFI untuk mengevaluasi program kerja tahun berjalan sekaligus merumuskan arah kebijakan tahun 2026.

Ketua Umum DPP ALFI/ILFA, Akbar Djohan mengatakan bahwa harmonisasi kebijakan merupakan isu paling krusial dalam percepatan transformasi logistik.

“Seperti yang terlihat dari aspirasi dan masukan di ajang Rakernas ini, harmonisasi regulasi menjadi hal paling utama. Bagaimana kita dapat menyelaraskan aturan-aturan dari berbagai kementerian dan lembaga agar lebih simpel dan sinkron,” katanya.

Ia menekankan bahwa penyelarasan kebijakan akan memiliki dampak signifikan pada kelancaran arus barang, keterpaduan sistem logistik, serta peningkatan daya saing pelaku industri.

Enam Faktor Kunci Transformasi Logistik

Menurut Akbar, terdapat enam faktor kunci yang menjadi fondasi penguatan logistik nasional, yaitu:

  1. Infrastruktur
  2. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT)
  3. Sumber daya manusia
  4. Pelaku dan penyedia layanan logistik
  5. Komoditas utama
  6. Soft infrastructure

Dari semua elemen tersebut, soft infrastructure atau penguatan kapasitas manusia dan institusi menjadi pondasi strategis yang harus segera dibangun.

“Standarisasi pengetahuan tidak hanya penting bagi pelaku usaha, tetapi juga bagi birokrasi dan pegawai kementerian atau lembaga agar output kebijakan benar-benar mendukung ekosistem industri logistik nasional,” ujar Akbar.

Rakernas ALFI 2025 berfungsi sebagai wadah koordinasi untuk menyelaraskan hasil Musyawarah Nasional (Munas) dengan implementasi kebijakan organisasi. Selain itu, agenda ini juga menjadi forum silaturahmi bagi Dewan Pengurus ALFI dari seluruh Indonesia, sekaligus ruang pertukaran gagasan untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor.

Baca Juga :  Sejak Awal Beroperasi, KA Perintis Sulsel Sukses Angkut 431.325 Penumpang

Dalam sesi evaluasi, berbagai program kerja 2024–2025 dibahas secara mendalam, termasuk upaya meningkatkan konektivitas logistik, standardisasi layanan, dan pemanfaatan teknologi.

Arah Strategis ALFI 2026: Jadi Aggregator Nasional

Terkait arah kebijakan 2026, Akbar Djohan menegaskan bahwa ALFI ingin memperkuat perannya sebagai aggregator sekaligus enabler dalam ekosistem logistik nasional.

“Kami berharap segera diluncurkannya Peraturan Presiden tentang Penguatan Daya Saing Logistik Nasional. ALFI ingin berperan sebagai aggregator sekaligus enabler dalam mempercepat arus barang dan distribusi nasional, sehingga logistik dapat menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia,” terangnya.

Melalui Rakernas 2025, ALFI menegaskan komitmennya untuk terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun sistem logistik nasional yang efisien, terintegrasi, dan berdaya saing tinggi. Transformasi logistik menjadi salah satu prasyarat penting untuk memperkuat ketahanan ekonomi serta mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045.

Dengan kolaborasi yang semakin solid antara pemerintah, pelaku industri, dan pemangku kepentingan lainnya, sektor logistik diharapkan mampu menghadapi tantangan global dan membuka peluang pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di tahun-tahun mendatang. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait