Di Papua 50% adalah Penerbangan Perintis, N219 Cocok Dipakai Di Sana

Bagikan

Di Papua 50% adalah Penerbangan Perintis, N219 Cocok Dipakai Di Sana
Menhub Budi Karya Sumadi di PT Dirgantara Indonesia

Bandung (20/2/2021): Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi PT Dirgantara Indonesia di Bandung kemarin untuk melihat perkembangan pesawat N219 dan meninjau program padat karya.

Menhub Budi Karya mengungkapkan pesawat karya PT DI seperti N219 cocok untuk dioperasikan di wilayah 3TP seperti di Papua.

Di Papua 50% adalah Penerbangan Perintis, N219 Cocok Dipakai Di Sana
Menhub Budi Karya Sumadi didampingi pejabat Kemenhub dan PT Dirgantara Indonesia memberikan sambutan

“Di Papua, sekitar 50 persennya adalah penerbangan perintis yang landasannya tidak lebih dari 800 meter yang bisa memanfaatkan pesawat seperti N219. Insha Allah tahun depan kami sudah bisa beli 1 Pesawat N219 untuk kegiatan kalibrasi atau perintis,” tutur Menhub.

Dalam kunjungannya ke PT Dirgantara Indonesia Menhub mengapresiasi inovasi dan konsistensi PT Dirgantara Indonesia yang terus berkarya walau di tengah pandemi Covid-19. “Secara jujur saya bangga dengan PT DI yang secara konsisten terus membangun di masa pandemi”.

Di Papua 50% adalah Penerbangan Perintis, N219 Cocok Dipakai Di Sana
Mengunjungi PT Dirgantara Indonesia

Menhub menambahkan PT DI memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) dengan keterampilan yang baik. Oleh karena itu, SDM PT DI harus terus berkarya untuk menciptakan peluang-peluang agar semakin maju. Salah satu peluang tersebut yaitu mengembangkan sea plane (pesawat amphibi), karena Indonesia sebagai negara kepulauan sangat membutuhkan sea plane, baik untuk pergerakan manusia, barang, maupun sebagai daya tarik wisata.

“PT DI sudah melakukan suatu karya seperti pesawat yang lama N325, lalu ada N212, dan sekarang ini ada N219,” ucap Menhub sebagaimana dilansir dari dephub.go.id.

Menhub juga mendorong penggunaan produk dalam negeri pada sektor penerbangan yaitu dengan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada proyek-proyek di sektor transportasi. Kemudian juga mendorong industri penerbangan nasional serta pelaku usaha dalam negeri, mendukung karya anak bangsa seperti Pesawat N219 untuk digunakan sebagai pesawat komersial perintis maupun kegiatan lainnya.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Kembali Cek LRT Jabodebek, Ditargetkan Beroperasi Akhir Agustus 2023

“Sebagaimana arahan bapak Presiden, kita harus mendukung produk-produk dalam negeri untuk berkembang. Semoga apa yang kita lakukan bisa memberikan suatu quick win yang nanti akan menjadi suatu kemenangan yang besar bagi kita, untuk Indonesia maju,” ujar Menhub.

Di Papua 50% adalah Penerbangan Perintis, N219 Cocok Dipakai Di Sana

Dalam kunjungan kerjanya ke Bandung, Jumat (19/2/2021), Menhub juga meninjau sejumlah program padat karya di Jawa Barat, baik di sektor perkeretaapian maupun sektor penerbangan.

Di sektor penerbangan, Menhub meninjau program padat karya yang dilakukan PT Angkasa Pura II dan PT Dirgantara Indonesia. Program padat karya yang dilakukan PT Angkasa Pura II di kawasan Bandara Husein Sastranegara Bandung melibatkan sekitar 100 orang tenaga kerja. Dengan lingkup pekerjaan di sisi darat yaitu pembersihan selokan dan kebersihan kanstin jalan yang melibatkan 90 orang, serta pekerjaan pengecatan di sisi udara yang melibatkan 10 orang tenaga kerja.

Di Papua 50% adalah Penerbangan Perintis, N219 Cocok Dipakai Di Sana
Menhub Tinjau program padat karya

Sementara, PT Dirgantara Indonesia juga melibatkan sekitar 100 orang tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar perusahaan. Adapun lingkup pekerjaan yang dilakukan diantaranya adalah melakukan peremajaan fasilitas umum perkantoran PT Dirgantara Indonesia seperti pengecatan pagar, memperbaiki jalur pejalan kaki/pedestrian, perbaikan trotoar, dan membersihkan selokan/gorong-gorong.

Menhub mengatakan, salah satu manfaat dari adanya pembangunan infrastruktur selain membuka konektivitas adalah menciptakan lapangan kerja. Untuk itu pada tahun 2021, Kemenhub menyelenggarakan program padat karya di sektor transportasi di seluruh Indonesia, dengan target serapan target serapan tenaga kerja sebanyak 30.283 orang dengan total biaya upah sebesar Rp 149 miliar. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait