Samarinda (27/1/2021): Penerbangan perintis tahun anggaran 2021 untuk rute Samarinda – Long Ampung – Samarinda dimulai Rabu (27/1/2021) ini. Pesawat Cessna C208B Grand Caravan berkapasitas 12 penumpang berangkat dari Bandara APT Pranoto Samarinda pukul 08.30 WITA dan mendarat di Bandara Long Ampung sekitar pukul 10.05 WITA.
Tim nusantarainfo.com mengikuti penerbangan yang butuh waktu 1,5 jam itu. Cukup lama karena Samarinda – Long Ampung berjarak 317 km. Menjelang mendarat di Long Ampung, medan berbukitan cukup dominan. Pesawat kecil itu terbang di medan berat itu.
Bandara Long Ampung terletak di Desa Long Ampung, Kecamatan Kayan Selatan, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara. Bandara Long Ampung (LPU) ini merupakan bandara kelas III yang memiliki landas pacu sepanjang 1.450 m X 30 m dengan terminal seluas 3.000 m2.
Berdasarkan keterangan pers Ditjen Perhubungan Udara, Bandara Long Ampung menjadi salah satu bandara terdepan di Indonesia yang turut membangun wilayah perbatasan. “Konektivitas dan peningkatan ekonomi menjadi dorongan bagi kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan amanah undang undang,” bunyi keterangan pers tersebut.
Beberapa penumpang mengaku sangat terbantu dengan adanya penerbangan perintis ini. Menurut penumpang itu, transportasi udara menjadi salah satu hal terpenting bagi masyarakat Long Ampung, karena apabila menggunakan jalur darat, Long Ampung – Samarinda memakan waktu lama. “Bisa dua hari. Apalagi kalau musim hujan, kondisi jalan kian parah,”.
Sekira pukul 10.56 WITA pesawat kembali ke Samarinda. Pukul 12.10 WITA mendarat di Bandara APT Pranoto. Rute Samarinda – Long Ampung ini dijadwalkan setiap Senin, Rabu, Kamis dan Jumat dengan maskapai Susi Air.
Menurut Kabandara APT Pranoto Agung Pracayanto, rute Samarinda – Long Ampung – Samarinda ini merupakan penerbangan perintis yang tercakup dalam Korwil Kalimantan Timur di mana Bandara APT Pranoto di Samarinda merupakan koordinatornya.
Namun, menurut Kabandara Agung, perlu digarisbawahi bahwa untuk rute pada Penyelenggaraan Kegiatan Angkutan Udara Perintis ditetapkan dengan kriteria tertentu yaitu guna menghubungkan daerah terpencil dan daerah tertinggal, serta menghubungkan daerah yang belum terlayani oleh moda transportasi lain dan apabila dilayani oleh angkutan udara niaga berjadwal belum menguntungkan. Sehingga rute-rute yang ada saat ini memang merupakan rute yang membutuhkan subsidi perintis. Hal ini merupakan bentuk perwujudan hadirnya negara di tengah-tengah masyarakat. (**)
