Update Resmi BNPB: 770 Meninggal dan 463 Hilang dalam Bencana Sumatera

Bagikan

Update Resmi BNPB: 770 Meninggal dan 463 Hilang dalam Bencana Sumatera
Kondisi pascabanjir di Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, Selasa (2/12/2025). (Foto: Istimewa)

Jakarta, Nusantara Info: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali memperbarui data korban bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera. Dalam konferensi pers Rabu sore (3/12/2025), BNPB mencatat sebanyak 770 orang meninggal dunia dan 463 jiwa masih hilang berdasarkan data terbaru yang telah diverifikasi.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan bahwa data terbaru ini merupakan hasil koreksi dan validasi lapangan oleh posko terpadu.

“Rekapitulasi korban jiwa yang sudah dihimpun, diidentifikasi, dan divalidasi oleh posko terpadu memang ada koreksi dari data yang masuk secara online,” ujarnya.

Rincian Korban di Tiga Provinsi

BNPB merinci jumlah korban meninggal dan hilang sebagai berikut:

  • Provinsi Aceh:
    • Meninggal: 277 orang
    • Hilang: 193 orang
  • Sumatera Utara:
    • Meninggal: 299 orang
    • Hilang: 159 orang
  • Sumatera Barat:
    • Meninggal: 194 orang
    • Hilang: 111 orang

“Total korban meninggal yang sudah tervalidasi mencapai 770 jiwa, dan korban hilang yang masih dalam pencarian sebanyak 463 jiwa,” kata Abdul.

Instruksi Khusus Presiden Prabowo

Dalam konferensi pers terpisah di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Menko PMK Pratikno menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi khusus agar penanganan bencana di Sumatera dilakukan sebagai prioritas nasional.

Prabowo meminta pemanfaatan penuh Dana Siap Pakai (DSP) BNPB untuk mendukung operasi tanggap darurat, termasuk pengiriman logistik, evakuasi, dan pemulihan awal.

“Presiden menginstruksikan agar situasi ini diperlakukan sebagai prioritas nasional, termasuk jaminan bahwa dana dan logistik nasional tersedia penuh, salah satunya melalui penggunaan Dana Siap Pakai,” jelas Pratikno.

Pratikno menegaskan bahwa seluruh kementerian dan lembaga diminta bekerja ekstra dalam penanganan bencana, terutama dalam penyelamatan korban serta pemulihan fasilitas vital seperti layanan kesehatan, pendidikan, air bersih, dan transportasi.

Baca Juga :  Pemerintah Indonesia Siap Cabut Moratorium PMI ke Arab Saudi

“Penanganan nasional terus dilakukan dengan mengerahkan sumber daya maksimal dari pemerintah pusat, BNPB, serta dukungan luar biasa dari TNI dan Polri,” terangnya.

Hingga kini, tim gabungan yang terdiri dari BNPB, Basarnas, TNI, Polri, dan relawan masih melakukan operasi pencarian korban hilang di berbagai titik terdampak. Cuaca yang berubah-ubah dan akses yang rusak menjadi tantangan utama, namun upaya terus ditingkatkan.

Pemerintah memastikan penanganan darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi dilakukan secara simultan agar kehidupan masyarakat terdampak dapat segera pulih. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait