BSKDN Kemendagri Bersama Tanoto Foundation Berkomitmen Atasi Stunting dan Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Bagikan

BSKDN Kemendagri Bersama Tanoto Foundation Berkomitmen Atasi Stunting dan Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Jakarta (28/4/2023): Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 menyebutkan angka stunting Indonesia berada pada 21,6 persen. Semua pihak termasuk Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) berharap angka tersebut terus menurun. Bahkan pemerintah menargetkan angka stunting dapat menurun hingga 17 persen di tahun 2023.

Sejalan dengan itu, BSKDN Kemendagri bekerja sama dengan Tanoto Foundation untuk mengatasi permasalahan stunting hingga meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa. Tanoto Foundation merupakan organisasi filantropi independen yang memiliki misi untuk mengembangkan individu dan memperbaiki taraf hidup melalui pendidikan berkualitas yang transformatif.

Dalam kesempatan tersebut, Yusharto menjelaskan sejumlah indeks yang dimiliki BSKDN satu di antaranya Indeks Inovasi Daerah (IID) yang mengukur tingkat inovasi daerah di Indonesia. Lebih lanjut, Yusharto mengatakan inovasi yang dimiliki daerah tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Sementara itu, SDM yang berkualitas banyak dipengaruhi oleh kualitas gizi anak usia dini. Oleh karena itu, menurut Yusharto sangat penting semua pihak turut terlibat mengurangi angka stunting tersebut.

“Kami berharap kita (BSKDN dan Tanoto Foundation) dapat bekerja sama untuk meningkatkan banyak inovasi yang kita miliki terutama terkait urusan kesehatan dan pendidikan,” ungkapnya saat memimpin rapat bersama Tanoto Foundation di Ruang Video Conference BSKDN, Kamis (27/4/2023).

Sementara itu, CSLD Lead dari Tanoto Foundation Yunety Tarigan menjelaskan sejumlah program penurunan stunting yang telah dilaksanakan pihaknya. Program tersebut meliputi Research Fellowship terkait penelitian yang berfokus pada Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan hingga kebijakan-kebijakan pemerintah. Research tersebut dapat diikuti oleh para peneliti maupun mahasiswa. Dia menuturkan, pendanaan penelitian tersebut bisa didapat melalui SDGs Powerhouse.

Baca Juga :  BSKDN Kemendagri Susun Kriteria Penilaian Kota Bersih, Hasilkan 10 Variabel dan 43 Indikator

Yunety mengatakan, pihaknya juga memiliki program Rumah Anak SIGAP (Siapkan Generasi Anak Berprestasi) yang bekerja sama dengan pemerintah daerah (Pemda). Hingga kini program kerja yang dibangun pihaknya berfokus pada stunting dan peningkatan pendidikan sesuai dengan program prioritas nasional pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Terkait dengan inovasi yang dimiliki BSKDN, Yunety berharap dapat terus dikembangkan terutama yang menyangkut program SDGs yang juga menjadi lima program prioritas nasional. “Bisa dimasukkan ke dalam indeks inovasi ini gitu, kalau dulu misal menyasarnya general kita bisa menyasar stunting dan pendidikan,” pungkasnya. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait