Jakarta (9/12/2023): Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menekankan pentingnya kolaborasi dalam membangun birokrasi yang berkualitas. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, BSKDN mengedepankan kolaborasi dengan konsep Pentahelix atau multipihak yakni melibatkan Academy, Business, Community, Government, and Media (ABCGM).
“Banyak kegiatan-kegiatan dilakukan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat saat ini sudah mengacu pada konsep kolaborasi pentahelix atau mulitipihak, salah satunya memaksimalkan kerja sama dengan pihak swasta secara lebih luas,” jelas Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo secara virtual di Kantor BSKDN saat menjadi narasumber dalam Webinar BerAKHLAK-Seri 7. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Riau pada Kamis (7/12/2023).
Yusharto menjelaskan, dalam mewujudkan birokrasi yang berkualitas, Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, dua di antaranya yaitu mengenai kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan pemerataan digitalisasi pelayanan publik yang perlu terus ditingkatkan.
“Tata kelola pemerintahan yang tadinya berorientasi pada bekerja sendiri menjadi bekerja secara gotongroyong untuk mencapai tujuan bersama,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, untuk melakukan kolaborasi setiap pihak perlu memiliki kesamaan tujuan dan keselarasan pandangan dalam menyelesaikan permasalahan. Adapun bentuk kolaborasi yang dilakukan dapat berupa kolaborasi tim, kolaborasi komunitas maupun kolaborasi jaringan. “Kita perlu melakukan kolaborasi karena adanya kesamaan tujuan atau kepentingan,” ujarnya.
Dalam berkolaborasi, Yusharto berpesan kepada seluruh pemerintah daerah tidak terkecuali Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai kemanfaatan yang besar bagi masyarakat.
“Kita perlu memilih kegiatan-kegiatan (untuk dikolaborasikan) yang sifatnya kreatif, membutuhkan pemikiran yang kompleks bukan hanya kegiatan yang bersifat repetitip yang mungkin akan tergantikan oleh industri 5.0,” tegasnya. (*)