Seoul (7/9/2024): Di sela kunjungan kerja menghadiri World Smart City Expo (WSCE) Tahun 2024 di Korea Selatan (Korsel) tanggal 2-6 September 2024, Plh Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Amran berkesempatan bertemu dengan keluarga besar SNUnesia, yaitu mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan perkuliahan program sarjana dan pasca sarjana di Seoul National University.
Pertemuan tersebut dihadiri beberapa mahasiswa dari beberapa program seperti Graduate School of Public Administration dan School of Engineering. Momen tersebut digunakan untuk bertukar ide dan gagasan terkait pengembangan kawasan perkotaan di Indonesia melalui konsep kota cerdas, serta beberapa isu-isu untuk mendukung tugas Ditjen Bina Adwil.
“Beruntung bagi rekan-rekan semuanya yang mampu mengenyam pendidikan ke Korea Selatan. Kita harus mampu melihat dan juga harus belajar bagaimana Korea Selatan mampu bergerak dengan sangat cepat membangun negaranya menjadi seperti saat ini. Teknologi digunakan di berbagai sendi kehidupan. Kita harus melihat itu sebagai peluang untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ujar Amran.
Pada kesempatan tersebut, Amran juga memberikan motivasi bagi para mahasiswa untuk terus berkarya dengan menyampaikan istilah K-POP, yaitu Karya, mahasiswa harus mampu berkarya; Pelajaran, harus diserap dengan maksimal; Observasi, terhadap berbagai hal baik yang memungkinkan bisa diterapkan di Indonesia; dan Pengalaman, yang didapatkan selama tinggal di Korsel untuk dapat menjadi contoh baik.
“Saat ini kita semua sedang beproses. Negara kita juga sedang berproses untuk menuju negara maju. Nah, para mahasiswa juga sedang beproses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dalam mendukung upaya tersebut. Untuk itu saya titip jangan lupakan KPOP yaitu Karya, Pelajaran, Observasi dan Pengalaman,” ungkap Amran.
Di akhir pertemuan, para mahasiswa memberikan apresiasi kepada Delegasi Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan yang telah menyempatkan waktunya untuk bertukar pikiran dan gagasan mengenai pembangunan Indonesia, sehingga mereka merasa dapat memberikan sumbangsih nyata walaupun masih berstatus sebagai mahasiswa. (*)